Nah, mulai dari mana ya...
Baiklah, curhatan ini terjadi disebabkan oleh sebuah buku berjudul BATTLE ROYALE, edisi bahasa Inggris, yang ditulis oleh penulis Jepang bernama Koushun Takami. Sejatinya buku ini nongol di Jepang April 1999, dengan isi cerita yang menyusahkan. Kemudian karena sepertinya keren dan booming akibat filmnya yang nongol tahun 2000, maka dibuatlah edisi inggrisnya (ga berharap edisi bahasa Indonesia, susah izinnya).
Berawal dari kelakuan bang Rendy salah seorang personel grup PNFI yang membawa buku berwarna merah ini pas Migaring (Mini Gathering) untuk dipinjamkan ke Mommy Selvi via Mbak Gigit, maka jadinya saya resmi digoda dan diracuni untuk ikutan membacanya. Mbak Gigit yang baca duluan, kemudian histeris, disusul Mommy yang juga histeris, akhirnya mengirimkan buku ini ke saya (literally dikirimkan), dan sampailah buku ini di rumah beberapa hari lalu. Saya langsung baca, karena dipinjemin (syukurlah, beli harganya mahal amat), dan seperti yang sudah ditebak, saya juga histeris.
nah ini dia cover bukunya |
Buku ini sudah difilmkan, ada komiknya juga, tapi seperti biasa saya memang ketinggalan dalam membaca buku-buku bagus. Tentang apa sih sebenarnya ? Oh, cuma bunuh-bunuhan aja kok. Serombongan remaja (tepatnya 42 orang, 21 cewek, 21 cowok) yang satu kelas, dikirim ke sebuah pulau, untuk dipaksa saling membunuh teman masing-masing, hingga tersisa satu yang hidup sebagai juaranya. Mereka dipasangin semacam kalung logam buat deteksi sekaligus penyadap suara sekaligus bom, dikasih senjata dan perbekalan masing masing. Dalam penjelasan peraturannya aja udah 2 yang tewas, meskipun game nya belom dimulai.
Udah stress ? Nah saya nggak ngerti juga. Buku ini bloody insane. Alurnya cepat banget, bikin ngos-ngosan, tetapi nggak tau bikin nagih. Sinting banget kan ? Susah ditutupnya. Dan akhirnya saya kelarin dalam dua setengah hari (baca bareng sama mbak Dyah).
Jadi apa yang saya dapatkan ?
Saya sakit hati. Ending cerita ini apalagi. Simpel saja, karena yang saya harapkan malah tewas. Belum lagi perjalanan ceritanya yang mengaduk perasaan. Konflik personal masing-masing pelajar ini beneran dipaparkan dengan baik. Kebodohannya, kenaifan, ketololannya, hingga monster di dalam diri mereka masing-masing. Berkali-kali saya ternganga, teriak-teriak, dan mengacau curhat di grup perbukuan saya, karena lonjakan emosi di hampir seluruh bagian bukunya. I'm getting crazy over this book.
Begitu banyak yang memukul mental, yang bikin ketawa, sampai alasan kenapa game ini diadakan. Dunia distopia yang melatarinya juga lumayan mengusik perasaan. Sulit, buku yang sulit. Menyenangkan, mencengangkan, dan tentunya tidak terlupakan.
Kemudian berikut saya paparkan tokoh-tokoh favorit saya (yang sayang sekali semuanya tewas).
SHOGO KAWADA. Ini adalah orang yang saya harapkan menang dan hidup, tapi holy shit, dia tewas justru ketika battle telah usai demi menyelamatkan sepasang muda-mudi naif beruntung.
KAZUO KIRIYAMA. Pangeran psycho ganteng yang super tangguh, cerdas, dan memang tak punya perasaan sama sekali. Keanggunan dan kebrutalannya luarbiasa, dan dia begitu rasional. Kill them all, no mercy.
MITSUKO SOUMA. Tokoh cewek paling bitchy dan badass, ga ada lawannya. Otaknya beneran dipakai, dan sangat pintar memanipulasi.
SHINJI MIMURA. Cowok hangat yang cerdas, bikin buku ini ada manisnya, tapi sayang aja dia tewas karena temannya yang bareng dia bego dan menyusahkan.
Begitulah. Saya tidak menyesal sudah membaca buku ini. Kengeriannya, keseruan, serta konflik batin dan masa lalu masing-masing tokohnya, adegan-adegannya, membuat saya sering menarik napas panjang sejenak untuk menenangkan diri selama membacanya. Detailnya amat bagus. Mulai dari peta pulau, jenis senjata, karakter yang banyak itu, hingga adegan kematian-kematiannya. Dan saya langsung hangover. Belum bisa dan belum niat lanjut baca novel lain lagi. Setelah menamatkannya, saya malah cari Donal Bebek untuk menenangkan diri.
Membaca BATTLE ROYALE langsung membuat adegan-adegan aksi di distopia young adult kekinian berasa receh. Apalagi jika buku ini disandingkan dengan 1984-nya George Orwell (yang sudah saya baca juga di awal bulan ini), duet dua buku ini akan jadi acuan sekaligus lawan yang amat sulit bagi genre aksi-gore-thriller-distopia jaman kini. Nggak heran kalau Hunger Games yang terkenal itu dibilang sebagai versi imutnya BATTLE ROYALE.
So dare to read this book ?
Aku pribadi condong BR > HG. Ada yg bilang HG adl BR with more heart. Bah. BR lebih menyayat hati. Romance nya juga tidak menye-menye. Tapi aku aku tetap berterima kasih pada Collins, tanpa HG aku gak bakal tahu BR. :P
ReplyDeleteaku setelah baca BR langsung naik standar, hahaha. Memang baca Hunger Games duluan, dan aku ga terlalu suka dan ga kebawa hype-nya Hunger Games, karena banyak buku lain yang lebih bagus dengan genre serupa. Tapi Battle Royale it's something, keren banget.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete