Yeaayy..sudah Oktober..
Baiklah kali ini saya akan mencoba menyinyirin sebuah novel lokal (masih belum resmi di-published) yang ditulis selama setahun setengah lebih oleh sohib geng admin PNFI/geng absurd Dreamland Fantasy/geng apalah lagi yang penting seru. Sebut saja namanya Didit, alias Haditha. Beliau ini udah nulis beberapa buku, yang resmi diterbitkan baru satu, yaitu Anak Pohon (saya baca duluan sebelum diterbitkan, dan suka, meskipun perlu banyak revisi).
Buku yang tebal dan terdiri dari dua volume ini totalnya memiliki 90 bab (buseett), dengan mengambil setting semesta alternatif dari lima kerajaan yang berburu Naga. Yep, naga-naga era baru dengan berbagai macam kelebihan. Naga ini berhubungan dengan pengendalinya, dengan ikatan sumpah darah, disebut sebagai Nagawana. Sepintas mungkin teringat suatu novel berseri karya Christoper Paolini. Tapi jangan skeptis dulu. Nagaraga ini potensial, dan plis jangan anggap saya subjektif. Sejatinya cerita ini punya inti kejahatan vs kebaikan yang dikemas lumayan berliku.
Ini covernya, cakep kan (abaikan si Angry Bird item) |
Poin menarik adalah rasa lokalnya. Saya membayangkan kekolosalan dari film-film Indonesia jaman dulu, dengan adegan perang antar kerajaan, kesatria berkuda, dan adegan adu pedang. Mungkin penulis terinspirasi konflik kerajaan dari berbagai novel impor, tapi ternyata beliau berhasil mempertahankan rasa lokalnya. Akan tetapi, sesuai dengan track record beliau, adegan erotisnya sesuatu sekali, mesti dilabelin sebagai bacaan dewasa dengan tulisan D yang di-bold dalam ukuran font besar. But it's okay. Saya agak amaze dengan kekonsistenan menulis sebanyak ini. Dan sebenarnya saya udah nyinyirin beliau secara personal, tapi nggak sah rasanya kalau nggak nulis disini.
Nagaraga mengusung jenis naga yang banyak sekali. Nagamas - menghasilkan emas, Nagawaja - menghasilkan baja, Nagaguntur, Nagaweku, hingga Nagaswara. Saya sih ngarepnya Nagapangan, biar ga kelaparan, atau sesuai judul saya, Nagaaksara - menghasilkan buku-buku dan tulisan berharga (see, keliatan rakus dan bookwormnya).
Pertentangan antar kerajaan, penemuan Naga, pencarian jatidiri dan Ketuhanan, unsur kelestarian alam, menjadikan suatu paduan cerita yang potensial. Ada peta, istilah-istilah, dan sepertinya mesti ada kejelasan timeline dalam ceritanya. Meskipun eksekusinya agak ngebut, saya berharap di kesempatan berikutnya, Nagaraga ini akan direvisi dan dikembangkan dengan lebih baik.
Meskipun Nagaraga perlu banyak perbaikan dan pertimbangan ke depannya, saya tidak menyangsikan kemungkinan pengembangan ceritanya jadi jauh lebih luas, ekspansif, dan mungkin berpotensi sebagai suatu serial (biar gak stress baca ketebalan). Tokoh-tokoh inti yang lumayan banyak. Beraneka sudut pandang yang diusung, kadang bisa bikin bingung. Tapi jelas, worth to read. Dan tentunya saya menunggu, bagaimana masa depan buku ini nantinya. Ini adalah tulisan Haditha paling bagus dari yang pernah saya baca.
Semoga deh ya Dit, sukses !
*tokoh favorit saya adalah Pangeran Wirak - Nagawana dari Nagawaja, Hulubalang Kerajaan Wajalaga, sisanya saya suka naga-naga, terutama Nagatirta yang menyejukkan dan ga perlu pusing cari air (halah).
**kabur menunggang naga era baru bikinan sendiri : Nagaaksara (lalu dijitak penulis)
No comments:
Post a Comment