"..the hottest place in hell are reserved for those who, in time of great moral crisis, maintain their neutrality.."
- Dante Alighieri -
Hai..
Melanjutkan edisi pundungan dan menyingkirnya si Oni, maka kali ini saya akan curhat lagi mengenai kelakuan beberapa hari ini. Tidak ada yang signifikan, hari-hari yang biasa, buku-buku, dan semacam kejutan hadirnya wahana sinema gede di kota ini yang update dan kekinian. Maka, di tengah mood swing yang luar biasa, saya memutuskan untuk mendatangi tempat tersebut di hari pertama pembukaannya, dan nonton film adaptasi dari buku yang sudah saya baca di Oktober 2013 lalu.
Ini bukunya, sama embel-embel tiket nonton pilemnya (sendirian lah) |
Jadi apa kesannya ?
Sebagai pembaca, memang kalau nonton pilem adaptasi pastilah jadi nyinyir, karena ekspektasi. Film Inferno yang dibintangi lagi oleh oom Tom Hanks ini berubah secara plot, lumayan mayor malah. Untung saja visualisasinya keren. Rasanya pengen jalan-jalan di tempat-tempat indah yang dikunjungi si om Hanks sambil lari-lari itu. Tapi yah gimana, i don't feel the creepy sensation in the same kind of the book did to me.
INFERNO-nya Dan Brown adalah sejenis buku yang bikin saya galau berat. Saya ga bisa memihak. Dan kalau menurut Dante (kayak quote-nya di atas), saya bakal masuk ke neraka paling jahanam. Tapi ya bingung. Alasan Bertrand Zobrist itu ga bisa dibilang 'jahat' sepenuhnya. Overpopulasi adalah masalah kita yang teramat pelik. Sesederhana kemacetan kota tempat saya tinggal yang makin crowded dibandingkan jaman saya kuliah dulu (terus si Oni ngomel sepanjang jalan, atau nyanyi ga jelas). Manusia adalah spesimen perusak dengan segala macam kelakuannya (tunjuk diri sendiri). I mean, look over what did we do with this planet..
Masalah overpopulasi inilah yang menjadi isu di dalam INFERNO, yang membuat si 'tersangka' merancang sebuah senjata biologis pemusnah massal untuk mengurangi populasi secara cepat sehingga keseimbangan bisa diraih kembali (kata film-nya loh, di buku nggak sepenuhnya gitu -- silakan baca sendiri). Dan ini mengerikan, tapi bingung, abu-abu, menggalaukan. Terlebih kerjaan saya, secara tidak langsung berusaha meningkatkan usia harapan hidup orang. Tapi overpopulasi akan memicu neraka dunia, kelaparan, kekerasan, wabah, yang bukan tidak mungkin akan segera terjadi dalam kurun waktu yang tidak lama lagi, mungkin sedang terjadi di beberapa belahan dunia ini (dan mulai merinding).
Perasaan saya yang kacau balau saat membaca INFERNO (dan tentunya masih terngiang-ngiang setelahnya), seolah diingatkan kembali saat nonton film adaptasinya (meskipun plotnya beda -- diulang lagi). Dan perasaan itu semakin membuncah ketika saya selesai menamatkan THE FEVER CODE, prekuel dari seri hits, THE MAZE RUNNER - THE SCORCH TRIALS - THE DEATH CURE karya James Dashner yang dulu saya baca tahun 2014 (kemudian melempar buku ketiganya ke kasur karna sakit hati).
Trilogi Maze Runner (cover lama) ditambah prekuel pertamanya The Kill Order |
Setelah dulu (dan kayaknya masih) saya baper parah gara gara trilogi ini dan banyak pertanyaan yang tak terjawab, akhirnya om Dashner ngeluarin prekuelnya, THE KILL ORDER, yang menceritakan awal-awal pertama pasca badai matahari dan awal timbulnya virus FLARE yang menginfeksi otak manusia sehingga ha waras dan jadi Crank (semacam zombie). THE KILL ORDER lumayan membosankan, tetapi THE FEVER CODE yang barusan saya kelarin bacanya, beneran mengaduk hati banget. Disini tokoh-tokoh favorit diceritakan kembali, awal mula sebelum mereka dikirim ke Maze, sebelum jadi Gladers dan lari-lari dikejar Griever. Hampa sampai ke tulang dan nggak ada airmata yang bisa hadir untuk ngurangin rasa berat.
Yang mengaitkan THE FEVER CODE ke INFERNO adalah akar masalahnya. Yep, overpopulasi. Di buku ini kita akhirnya tau, kalau virus flare awalnya dibuat untuk mengurangi populasi manusia secara signifikan, tapi tak disangka malah bermutasi dan menimbulkan kekacauan besar yang justru dapat memusnahkan manusia secara total. Punah. Dan rombongan WICKED (organisasi yang merancang semuanya), adalah sekumpulan orang yang bertanggung jawab memperbaiki kesalahan pendahulu mereka, perancang virus flare.
Humanity isn't human.
Saya cukup tertohok dan ngeri. Ini begitu dekat, dan mungkin saja akan segera terjadi. Lalu saya akan berdiri dimana ?
(lanjut mengurung diri dan tenggelam dalam temporary ignorance)
No comments:
Post a Comment