The oldest and strongest emotion of mankind is fear, and the oldest and strongest kind of fear is fear of the unknown.
The most merciful thing in the world, I think, is the inability of the human mind to correlate all its contents.
The world is indeed comic, but the joke is on mankind.
- H.P. Lovecraft -
The Hidden Madness Inside The Mountains |
Mengawali bulan April penuh tanda tanya, akhirnya saya berhasil menyelesaikan membaca sebuah kumpulan cerpen klasik dengan judul AT THE MOUNTAINS OF MADNESS karya Howard Philips Lovecraft atau yang lebih dikenal dengan singkatan nama H.P. Lovecraft. Klasik ? Yep. Kumcer terbitan Noura Publishing untuk edisi terjemahannya ini berisikan lima cerita yang muncul pada tahun 1926 - 1937. Lalu kenapa baca klasik lagi ?
Berawal dari si Kucing Hitam-nya Edgar Allan Poe yang saya baca Februari lalu (link nya bisa dilihat disini) saya lalu tergoda menjamah ranah horor klasik lainnya. H.P.Lovecraft lalu muncul di daftar bacaan, apalagi setelah rekomendasi dari beberapa teman, membuat saya memilih mengawali April ini dengan bacaan yang katanya menggugah kesadaran.
Lantas, apa benar demikian ?
Saya suka Lovecraft, sungguh. Setelah membaca kumcer AT THE MOUNTAINS OF MADNESS ini, saya terkesima. Lovecraft hadir dengan aroma thriller fiksi ilmiah yang sangat jauh berbeda dengan karya sastra jaman segitu di masa hidupnya. Jenius. Bayangkan saja, di tahun 1920-an dimana Indonesia aja belum merdeka, si Lovecraft ini udah mikir beberapa langkah dari luar genre roman di jaman itu. Scifi-horror yang membuat terperangah. Mengesankan. Padahal saya membacanya nyaris seabad kemudian.
Edisi Indonesia, oleh Noura Publishing |
Cerpen pertama dalam buku ini : ORANG LUAR (1926) kentara sekali terpengaruh gaya penulisan Poe. Lovecraft menceritakan bentuk kegilaan dan monster yang membingungkan. Hingga kita bisa menebaknya di akhir cerita, bahwa 'orang luar' yang dimaksud ternyata oh ternyata. Pengaruh Poe begitu kental dalam cerpen ini, memberikan sensasi bergidik yang nyaris sama.
Lalu kita ke SERUAN CTHULHU (1928). Nah disini mulai jauh lebih seru. Keganjilan di lautan yang menyebabkan kematian tak wajar, lenyapnya kapal, menimbulkan tanda tanya besar bagi pembaca. Keingintahuan justru menyeret ke jurang bahaya mengerikan yang menimpa tokoh-tokohnya. Aroma fiksi ilmiah belum terasa menyentak di cerita ini. Namun, begitu memasuki cerita PEMBISIK DI KEGELAPAN (1930) kita akan mulai terperangah. Betapa mahir Lovecraft menggiring pembaca ke dalam fiksi yang membuat kita merasakan kalau ini nyata.
DI PUNCAK KEGILAAN (1931) memang novella luar biasa yang sejatinya bikin kegilaan memuncak. Ini adalah bagian favorit saya dalam buku ini. Lovecraft menghadirkan petualangan serombongan ilmuan ke Antartika, zona putih dingin tak bertepi, penuh rahasia. Yang menjadi kejutan adalah penemuan geologis-arkeologis-organisme biologik dan segala macam keganjilan yang bikin kacau runtutan masa bebatuan dan sejarah terbentuknya Bumi. This is overwhelming. Gabungan mitos dan fiksi ilmiahnya membuat saya bergidik. Lovecraft mengacak zaman, membuat ide kehidupan asing dari alam semesta lain, muncul berapi-api di kepala saya.
Ditutup dengan MAKHLUK DI AMBANG PINTU (1937), kisah fiksi ilmiah - mitos - horor ditutup dengan keganjilan menjijikkan. Dan ternyata, cerita ini berhubungan dengan tiga cerita sebelumnya, dengan tokoh utama, waktu, dan tempat kejadian yang berbeda. Dengan amat cerdas, Lovecraft mengaduk keingintahuan pembaca dan terputus begitu saja. Membuat bertanya-tanya, apa jadinya ? Apakah memang ada ? Dimanakah keberadaannya ?
Kendala membaca buku ini adalah istilah geologi yang banyak. Mungkin tidak semuanya diberikan catatan kaki oleh penerjemah. Belum lagi saya memang lambat dalam membaca buku klasik. Cara penuturan Lovecraft tidaklah menggebu-gebu, tidak bombastis, tidak penuh aksi mengguncang adrenalin. Tapi jelas, ini outstanding. Setelah sembilan dekade atau lebih, efek penasarannya masih begitu bermakna buat saya yang sudah keracunan banyak cerita dengan tema serupa. Wajar saja kalau Lovecraft tercatat begitu berpengaruh untuk dunia penulisan horor modern, lebih tepatnya elemen thriller scifi -nya.
Empat bintang untuk buku ini. Selanjutnya, saya akan mundur dan menanti terjemahan karya Jules Verne, peramu awal cerita fiksi ilmiah yang karyanya masih abadi hingga kini. ^^
"...seberapa jauh rasa ingin tahu akan menuntunmu ke dalam kegelapan ? seberapa banyak engkau akan berkorban ? "
No comments:
Post a Comment