“...Some birds are not meant to be caged, that's all. Their feathers are
too bright, their songs too sweet and wild. So you let them go, or when
you open the cage to feed them they somehow fly out past you. And the
part of you that knows it was wrong to imprison them in the first place
rejoices, but still, the place where you live is that much more drab and
empty for their departure...”
- Red, Shawshank Redemption -
Baiklah, kembali dalam curhatan histerikal mengenai bukunya om Stephen King yang kesekian. Kali ini, saya akan membahas kumpulan empat novela legendaris bikinan si om berjudul DIFFERENT SEASONS, yang baru saja terbit edisi bahasa Indonesianya.
Buku setebal 770 sekian halaman yang diterbitkan dengan sampul hitam merah simpel mengesankan ini, mengusung empat kisah yang mewakili masing-masing musim. Musim semi hadir dengan kisah berjudul RITA HAYWORTH DAN PENEBUSAN SHAWSHANK (sudah difilm-kan tahun 1994 dengan judul THE SHAWSHANK REDEMPTION, menuai banyak penghargaan tentunya, tergolong pilem legendaris). Musim panas muncul dengan kisah keji berjudul MURID CERDAS (filmnya berjudul APT PUPIL tahun 1998 dan juga menang penghargaan-kek wajib gitu). Musim gugur dengan kisah berjudul MAYAT (sudah difilmkan juga, legendaris lagi, berjudul STAND BY ME tahun 1986-kalau ndak salah). Dan diakhiri dengan METODE BERNAPAS yang mewakili kegetiran musim dingin (gosipnya bakal ada filmnya tahun 2020, belom tau juga sih pastinya).
Saya janjian baca bareng dengan akong Shandy (nun jauh di Batam sana), dan tampaknya saya kelar duluan karena ada deadline pribadi yang harus dituntaskan. Pertanyaan selanjutnya, manakah yang menjadi favorit saya dari keempat kisah tersebut?
Saya tidak bisa memilih. Masing-masing novela mengusung pesan berbeda dan memang menjadikan dirinya tidak dapat dibandingkan. Satu hal yang saya sepakat adalah buku ini merupakan buku kumpulan cerita om King yang paling oke yang pernah saya baca (keknya selain ini saya cuma baca JUST AFTER SUNSET deh ya). Jadi mari dilirik satu-satu.
RITA HAYWORTH DAN PENEBUSAN SHAWSHANK menghadirkan kisah narapidana di penjara Shawshank bernama Red dan takdir yang mempertemukannya dengan narapidana muda cerdas misterius bernama Andy Dufresne. Red dan Andy dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena kejahatan pembunuhan. Bedanya, Andy tidak bersalah-meskipun semua bukti mengarah kepadanya. Novela ini mengusung persahabatan Red dan Andy yang berawal dari urusan bisnis dalam penjara hingga berubah menjadi sebuah penebusan dan pelarian legendaris yang bikin ketawa tapi melegakan.
The Shawshank Redemption (1994) |
Om King menggambarkan kepedihan hidup dalam penjara dan kekejian harian yang merusak narapidana hingga para sipir pada sekitaran tahun 1940-1970 an. 'Keluarga besar Shawshank' ini tersusun atas beraneka jenis makhluk yang dulunya manusia, namun sudah berubah karena keadaan sebelum dan saat di penjara. Namun, harapan selalu ada. Harapan sekarat yang dipupuk tanpa lelah bertahun-tahun oleh Andy, meskipun ditanggapi dengan skeptis oleh Red, nyatanya mengubah akhir kisah ini menjadi begitu hangat. Mengharukan.
MURID CERDAS, adalah kisah paling sakit jiwa dalam buku ini. Todd Bowden, abege cerdas teladan 'menemukan' pria tua soliter sederhana yang hidup tenang sendirian. Pria ini bernama asli Kurt Dussander, yang ternyata adalah penjahat perang Holocaust jaman Nazi, masih buron. Todd mengetahui rahasia Dussander. Bukannya lapor ke pihak berwenang, Todd justru 'kecanduan' dengan kisah pengalaman mengerikan Dussander selama menjalani hari-harinya dalam melakukan pembantaian dan penyiksaan keji di masa lalu.
Apt Pupil (1998) |
Todd dan Dussander lalu membina hubungan parasitik ganjil yang lama kelamaan menggerogoti kewarasan masing-masing. Todd jadi semakin tertarik melakukan kekejian terencana hingga pembunuhan random, Dussander pun sama. Hubungan ala mentor-murid ini menyuburkan psikosis di kedua belah pihak, menjadikan keduanya terobsesi dengan penyiksaan dan pembunuhan. Kekejian kedua orang ini berjalan nyaris mulus, hingga akhirnya terendus dan berakhir juga dengan cara yang miris.
MAYAT, adalah kisah petualangan empat orang bocah lelaki dua belas tahun di kota Castle Rock. Gordie Lachance, Chris Chambers, Teddy Duchamp, dan Vern Tessio melakukan petualangan kemah singkat untuk menemukan mayat seorang anak yang hilang diduga karena tertabrak kereta. Perjalanan singkat ini membawa perubahan pada diri keempatnya. Momen di mana keberanian muncul, kepolosan hilang, dan kita dihadapkan pada titik untuk maju dan melepaskan.
Stand By Me (1986) |
Kekerasan dan pengabaian serta perundungan tampaknya menjadi makanan sehari-hari yang tiada putus muncul dalam kehidupan anak-anak ini. Berhadapan dengan kehilangan, kematian, ketiadaan mimpi, dan keputusasaan telah menjadi bagian dari karakter keempat tokoh ini. Menariknya, ada aspek keluguan dan ketidakpedulian masa kecil yang berasa bagi pembaca, terkenang, dan ingin dipertahankan. Momen berkesan yang tak mungkin terulang.
METODE BERNAPAS boleh jadi adalah kisah yang saya anggap punya kesan 'fantasi misterius' dibanding yang lain. Mengisahkan seorang pengacara New York usia pertengahan bernama David yang diajak ikut klub membaca di sebuah perpustakaan pribadi. Namun, klub ini penuh misteri karena David merasa memasuki 'tempat lain' yang buku-bukunya tidak terdaftar di penerbit manapun. Bahkan barang-barang di perpustakaan ini tidak pernah tercatat diproduksi di dunia yang David kenal. Saya merasakan sensasi mirip masuk ke London Bawah-nya Neil Gaiman dalam NEVERWHERE ketika membaca deskripsi David terhadap klub dan perpustakaannya.
Seorang anggota klub, dokter tua bernama Emlyn McCarron menceritakan kisah ganjil mengenai pasiennya di masa lalu. Pasien ini bernama Sandra Stanfield yang hamil di luar nikah tapi bertekad menjaga dan melahirkan anaknya dengan selamat. Peristiwa kelahiran bayi lelaki Sandra sangatlah traumatis, membuat saya tercengang. Metode bernapas yang diajarkan McCarron menyelamatkan si bayi, meskipun ibunya tewas dalam cara yang mengenaskan (silakan baca sendiri, spoiler).
DIFFERENT SEASONS menghadirkan empat kisah berbeda yang tidak sepenuhnya horor seperti bikinan si om biasanya. RITA HAYWORTH DAN PENEBUSAN SHAWSHANK serta MAYAT adalah kisah drama kehidupan non-horor, lebih kepada bulir-bulir perasaan yang melekat, menghangatkan dalam keharuan. MURID CERDAS jelas keji dan ngeri, sedangkan METODE BERNAPAS lebih menjurus kepada bentuk kisah fantasi yang nanggung. Keduanya tetap berdarah-darah tentu saja.
Om King selalu dan tidak pernah absen menghadirkan lapis pesan implisit maupun gamblang terhadap isu kehidupan harian. Dalam kutipan kata penutup yang dihadirkan dalam akhir buku ini, si om mengakui kecenderungan menulis novel horor bukan berarti akan membuat dirinya tak mampu menulis yang lain. Namun belakangan saya berpikir, sejatinya banyak hal-hal horor yang terjadi dalam hidup tidak selalu dalam bentuk hantu atau pembunuhan, rekening kosong jelas horor.
DIFFERENT SEASONS amat layak baca bagi penikmat buku fiksi dewasa yang ingin pengalaman membaca buku bikinan om King dalam empat kisah sekaligus. Terlepas dari perbedaan kisahnya, ada banyak pesan yang tersembunyi yang muncul. Tentang berlalunya musim, bergulirnya waktu, dan kengerian dalam kehidupan kita. Musim akan muncul bergantian, entah itu empat, atau dua bagi kita di khatulistiwa. Tapi rodanya pasti berputar. Kita semakin tua. Apakah kita semakin tidak berguna? Apakah kita sudah bahagia? (si om nyuruh berbahagia di akhir pengantarnya).
Terjemahannya oke, ada salah ketik beberapa (tidak mengganggu), sampulnya apik, dan saya senang bisa membacanya. Pengalaman membaca bukunya om King nyaris tidak pernah mengecewakan, entah karna saya emang budak cinta si om, atau emang doyan aja disiksa. Namun percayalah, ada pesan yang bisa diambil, meskipun sekedar realisasi bahwa manusia jelas makhluk yang paling horor di antara yang horor. Begitu.^^
“Am I weird?"
"Yeah. But so what? Everybody's weird.”
"Yeah. But so what? Everybody's weird.”
- Stephen King -
No comments:
Post a Comment