"...I move from dreamer to dreamer, from dream to dream, hunting for what I need. Slipping and sliding and flickering through the dreams; and the dreamer will wake, and wonder why this dream seemed different, wonder how real their lives can truly be..."
- Morpheus, God of Dreams -
Setiap dari kita punya mimpi, pernah bermimpi, atau di jam segini udah masuk ke alam mimpi. Kadang, ada yang terjebak antara mimpi dan dunia nyata, nggak jelas di mana keberadaannya. Secara teoritis, mimpi bisa jadi menunjukkan hasrat terdalam diri yang belum kesampaian, atau memang diubah menjadi cita-cita. Riweuh ya gitu, saya ntah apa ni nulis begini.
Jadi gini, saya sedang di Kota Kembang, setelah hampir tiga tahun ga kesini. Setelah salah satu mimpi saya terwujud, sebelum menjalaninya, saya memutuskan untuk rehat dan menikmati dunia. Bandung adalah pilihan yang rasional. Kebetulan si bocah sedang praktek lapangan dan ada banyak orang yang saya ingin temui di kota ini.
Singkat kisah saya janjian sama si panda yang ga pulang-pulang ke ranah minang untuk hang out ntah apa, namun sebagai script writer hits, tetiba beliau dapat deadline untuk menyelesaikan sebuah skrip dalam waktu duabelas jam saja. Hal ini menyebabkan kita harus cari tempat nongkrong yang enak, ada colokan dan ada bacaan dan ada makanan. Akhirnya ketemulah tempat nongkrong yang kece tersebut dan saya menemukan komik bikinan om Neil Gaiman : SANDMAN : THE DOLL'S HOUSE.
Sebagai makhluk yang ngaku-ngakunya ngefans sama si om, saya dengan malu mengakui bahwa saya belum baca satupun komik SANDMAN yang terkenal itu hingga beberapa jam lalu sebelum curhatan ini ditulis. Untungnya, saya sudah terbiasa dengan keabsurdan kisah bikinan si om. Jadi rasanya fangirling Morpheus bisa terjadi dengan mudah karena tokohnya yang memikat.
Morpheus dalam mitologi Yunani adalah Dewa yang menguasai alam mimpi. Dan om Gaiman tetap konsisten dalam hal ini. Meskipun semesta yang dibangun oleh beliau alangkah warna-warni abstraknya, tapi tetap saja memikat. Dalam THE DOLL'S HOUSE ini, Morpheus mesti berurusan dengan kehidupan keluarga Walker yang terombang ambing akibat kemampuan mereka untuk menjadi semacam 'vortex' yang bisa mengacak-ngacak dunia mimpi, yang notabene selama ini dikuasai dan diatur oleh Morpheus. Hal ini menyebabkan lolosnya makhluk-makhluk kejam ke dunia kita, dan Morpheus mesti nangkepin mereka satu-satu.
Menariknya, seperti biasa om Gaiman punya 'kekuatan' menjebak pembaca dalam komik dewasa ini. Benturan mitologi dan budaya populer ( Barbie dan Ken, really ?! ) dengan enaknya dicampur adukkan. Saya merasa agak overwhelming dengan keabsurdannya, jadi teringat AMERICAN GODS. Dan memang, rasa khas dari kisah-kisah si om ini tidak berubah meskipun bentuknya bergambar.
Ada konsekuensi dibalik tindakan, pun ada kengerian dibalik mimpi-mimpi. Sesi membaca saya sambil dengerin bunyi ketikan si panda yang agak bete karena mendadak, berasa pindah ke semesta lain. Namun saaya masih mendengar dengan jelas omongan para pengunjung lain tentang buku-buku, film-film, yang membuat saya susah payah menahan diri untuk tidak menimpali. Ini bikin saya berniat untuk kembali ke tempat ini. Atmosfir yang menyenangkan.
Morpheus tidak baik, tidak jahat, apa ya, beliau hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukannya sebagai Dewa Mimpi. Keriuhan dari kekacauan keseimbangan semesta sureal yang diaturnya harus diselesaikan dengan solusi nan tampaknya kejam tapi rasional. Morpheus bersaudara dengan Kematian ( Death ), yang dalam komik ini digambarkan sebagai Dewi perempuan berpenampilan punk gothic, dengan kebijaksanaan yang mumpuni. Namun, Morpheus pun masih bisa digoda oleh Hasrat ( Desire ), yang lagi-lagi diwakili oleh sosok perempuan.
Well, tampaknya saya butuh keajaiban lain untuk bisa membaca seri SANDMAN yang lain, karena jumlahnya banyak. Selain itu saya juga punya mimpi-mimpi banyak, kadang absurd, kadang simpel, kadang gila, yang mungkin bisa bikin Morpheus sakit kepala. Namun sepertinya semesta mimpi cukup luar biasa luasnya untuk menampung segala kerumitan dan kepusingan, nyata atau tidak, terwujud atau tidak.
"...Fictions are merely frozen dreams, linked images with some semblance of structure. They are not to be trusted, no more than the people who create them..."
- Neil Gaiman -
No comments:
Post a Comment