"...I didn't write this story for people who want to rule the world, or for those who always have to show tat they are stronger, faster, and better than everyone else...or for those who think that human beings are the crown of creation
This story is for all who have the courage to protect instead of dominate, to save instead of plundering, and to preserve instead of destroying..."
- Cornelia Funke -
Meskipun menurut buku ajar FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM yang menyebutkan bahwa naga mendapatkan tanda silang XXXXX (berbahaya dan tidak mungkin ditaklukkan), nyatanya naga selalu menjadi subjek menarik dalam berbagai kisah fantasi. Kita tahu bahwa naga memiliki kebijaksanaan mendalam, keserakahan (Smaug, sebagai contoh), dan jelas kekuatan yang luar biasa. Saya jelas kepingin punya satu buat menjaga buku-buku dan jalan-jalan ke seantero dunia, pilihan transportasi menarik selain balon udara warna-warni, bubuk Floo, portkey, atau pintu kemana saja.
Sebagai fans novel fantasi bikinan Cornelia Funke, novelis asal Jerman dengan karya-karya legendaris captivating seperti INKHEART SERIES, MIRRORWORLD SERIES, dan novel-novel stand alone indahnya, saya cukup terkejut bahwa ada lanjutan dari kisah DRACHENREITER yang saya baca sekian tahun lalu. Judulnya kali ini THE GRIFFIN'S FEATHER.
Ben dan Naganya, Firedrake hidup tenang dan nyaman di suaka baru bernama MIMAIDEIR milik Barnabas Greenbloom, orang yang berprofesi sebagai ahli di makhluk-makhluk langka dan mistis di seluruh dunia. Ben menjadi anak angkat keluarga ini, dan langsung mendapatkan seorang kakak bernama Ginevra Greenbloom, dan ibu bernama Vita Greenbloom, disamping menjadi asisten ayahnya, Barnabas. Kehidupan yang bahagia di sudut pedalaman Norwegia ini mendapat tantangan ketika Barnabas dan Vita membawa pulang tiga butir telur pegasus yang ditinggal mati induknya. Hanya sang ayah pegasus, Anemon, berjuang melawan kesedihan dan patah hati mendalam untuk hadir menanti menetasnya telur-telur ini. Masalahnya, karena tanpa induk, telur-telur ini dapat mati sebelum menetas. Setelah berdiskusi dengan para ahli di berbagai belahan dunia, Barnabas membutuhkan bulu Griffin untuk diracik menjadi ramuan yang akan menyelamatkan para jabang bayi pegasus ini.
Masalahnya, Griffin adalah makhluk super langka dan berbahaya. Berkepala elang, bertubuh singa, berekor ular, dan terkenal kejam. Misi ini membawa Barnabas dan Ben beserta timnya yang terdiri dari Twigleg si Homonculus tahu segala, Hottbhrod si troll hijau baik hati, dan Lola si tikus aviator akhirnya terbang ribuan mil ke INDONESIA. Yap, dengan indahnya Madam Funke menampilkan negeri kita disini, lengkap menyinggung salah satu legenda terkenal di negara kita.
Ekspedisi ke Indonesia ini memaksa Ben harus berpisah dengan Firedrake, naga kesayangannya yang harus kembali ke sarang naga demi menyaksikan anak-anaknya lahir ke dunia. Jalinan batin Ben dan Firedrake digambarkan dengan sangat indah dan mengharukan. Bikin saya beneran pingin punya naga sendiri dalam konteks bersahabat, bukan konteks majikan atau kepemilikan properti semata.
Masalah ternyata muncul di pedalaman hutan Pulau Bulu, sebuah pulau misterius di lautan luas Indonesia. Konflik muncul antara kawanan Griffin, manusia, makhluk-makhluk langka di Pulau Bulu, yang kesemuanya berkaitan dengan keserakahan dan gelapnya godaan kekuasaan. Sementara itu, Ginevra dan Vita bersama seantero makhluk di MIMAIDEIR harap-harap cemas menantikan kabar baik. Akankah misi Ben berhasil?
Beli di mamaPeri |
Keindahan kisah fantasi middle grade ini membuat saya terharu sekaligus bahagia. Persahabatan, pemahaman, kebaikan hati, ditambah bagaimana seharusnya manusia bersikap, benar-benar menjadi asupan pengurang stress yang mumpuni. Jelas sudah bahwa buku ini layak baca dengan keseruannya. Belum lagi sensasi heartwarmingnya, karena para naga ini memang semanis ituuu Masalahnya, ntah kapan edisi terjemahannya muncul. Mungkin harus benar-benar bersabar.
Sementara itu, saya kayaknya butuh temenan sama naga...biar bisa kemana-mana dan menjauh dari segala keributan yang tiada faedahnya.
“...The truth is that the world is full of dragons, and none of us are as
powerful or cool as we’d like to be. And that sucks. But when you’re
confronted with that fact, you can either crawl into a hole and quit, or
you can get out there, take off your shoes, and Bilbo it up...”
- Patrick Rothfuss -
No comments:
Post a Comment