January 29, 2018

Bernyawa Tak Berjiwa

“...Hope can be bruised and battered. It can be forced underground and even rendered unconscious, but hope cannot be killed...”
- Neal Shusterman -

image courtesy : creativemikey

Menjadi penikmat bacaan yang underrated dibandingkan dengan novel-novel lain yang hype di luaran adalah suatu problema tersendiri. Hal ini menyebabkan diri ini terpaksa menunggu lanjutan terjemahan sebuah seri selama bertahun-tahun tanpa harapan pasti. Akhirnya menyerah setelah terombang-ambing. Dan beralih membeli buku aslinya saja. Nah, kalimat ini bolehlah dianggap sebagai suatu pernyataan bagi masalah persepsi mengapa membeli buku impor, bukan buku terjemahannya. Ini tidak berarti saya anti bahasa Indonesia, tolong jangan generalisir. Saya hanya lelah menunggu. Teruntuk para penerbit di luar sana, maafkan keputusan saya. Digantung itu gak enak cuy, lebih ga enak lagi kalau pembaca yang terpaksa membeli buku aslinya (alias impor) dibilang kurang nasionalis. Anda kebanyakan liat ayam mabuk mungkin. Coba rasakan sendiri dilema fans garis keras yang tidak punya kesabaran luas untuk menanti.

Lantas buku apa itu ?

UNSOULED, adalah buku ketiga dari UNWIND DYSTOLOGY karya Neal Shusterman. Pertama kali mengenal buku pertamanya berjudul UNWIND sekitar tahun 2012-2013, lalu buku keduanya, UNWHOLLY muncul tahun 2016. Penantian bertahun-tahun yang membuat lelah. (Anggaplah sampul bukunya yang juga nganu..hahahahah). UNWIND memilih saya, dan saya terjebak dalam semesta ini karena sinopsis di belakang bukunya yang mengusik. UNWHOLLY juga meninggalkan kepedihan nyaris tak tertanggungkan, dan jelas saya berharap bisa bertemu lagi dengan Lev, Connor, dan Risa (curhatannya di sini).

January 28, 2018

Why Do You Love to Read Anyway ?

"...Never do anything by halves if you want to get away with it. Be outrageous. Go the whole hog. Make sure everything you do is so completely crazy it's unbelievable...”
- Matilda -



Menjadi pembaca di negeri yang katanya memiliki minat baca cukup rendah seantero dunia, adalah sebuah hobi yang kadang membuat frustrasi. Kalau soal stereotip, sudah pernah dan masih pernah dialami. Kenapa sih beli buku terus ? Kenapa sih heboh banget soal buku-buku ? Berapa duit sih yang dihabiskan buat belanja buku ? O please people, mind your own business. I didn't do any harm to your daily life's drama. Ada perjalanan membahagiakan dan indah dikenang dalam pergulatan hobi ini. Dan kisah hobi pribadi ini berasa muncul dalam bentuk perjalanan seru seorang anak bernama Matilda.

MATILDA, adalah buku anak legendaris bikinan Roald Dahl, seorang penulis kenamaan yang menginspirasi banyak kalangan. Menceritakan seorang anak lima tahunan jenius yang hobi membaca. Mulai dari bacaan untuk umurnya. Sampai novel-novel klasik yang saya sendiri sampai sekarang belum niat membacanya. Malang, Matilda terjebak dalam keluarga yang tidak suportif. Keluarga yang berpikir bahwa anak perempuan gak usah pintar-pintar amat.

January 24, 2018

The Cure Beyond Deaths


"... I'm not afraid to die, I'm afraid to forget ..."
- Newt -

Setelah tertunda karena berbagai kendala, akhirnya pilem pamungkas dari trilogi THE MAZE RUNNER, berjudul THE DEATH CURE, tayang juga di bioskop di hari yang sama dengan rilisnya curhatan ini. Trilogi ini adalah adaptasi dari seri best seller karya James Dashner. Dan dengan segala kesubjektifitasan yang saya punya, saya mesti bilang kalau THE DEATH CURE adalah film adaptasi terbaik yang berhasil mengalahkan bukunya.

Nah bagi tuan dan nyonya yang belum baca bukunya dan alergi spoiler, silakan berhenti sampai disini. Saya mau curhat pol-pol-an soal pelem yang membuat saya gagal move on dan nangis di bioskop. Yuk cuss.

January 21, 2018

Bara dalam Abu, Obor dalam Kelam

"...Most people are nothing but glimmers in the great darkness of time. But you are no swift-burning spark. You are a torch against the night -- if you dare to let yourself burn..”
- Cain -


Melirik kepada genre young adult yang memang sedang hits beberapa tahun belakangan dalam dunia perbukuan, saya juga ikut-ikutan membaca beberapa buku dari penulis debut dalam ranah genre tersebut. Ada beberapa yang bagus, namun ada juga yang mengecewakan -- kalau mau baik, bisa dibilang yah begitu-begitu aja. Sebagai pembaca nan nyinyir, fenomena ini belakangan sering menghampiri saya. Tidak mudah menyenangkan diri ini dalam ranah fantasi young adult kekinian. Untungnya, trilogi AN EMBER IN THE ASHES (baru nongol dua buku) bikinan Sabaa Tahir sepertinya cukup memuaskan.

Berkisah di negeri yang dikuasai oleh kaum yang disebut Martial, dengan kekuasaan dalam ranah kerajaan diktator yang disebut Imperial, seperti biasa benih-benih pemberontakan terjadi di antara kaum pinggiran - budak - marjinal yang disebut kaum Scholar. Memiliki latar campuran gaya arab-persia ditambah hawa padang pasir, benteng, pemukiman dan perang, serta drama pendidikan prajurit, plus perebutan kekuasaan, kisah AN EMBER IN THE ASHES menawarkan konflik yang cukup menarik untuk disimak.

January 11, 2018

The ButTearling Effect

“...Hell? Hell is a fairy tale for the gullible, for what punishment could be worse than that we inflict upon ourselves? We burn so badly in this life that there can be nothing left..”
- Erika Johansen -

Di era kebebasan literasi dengan berbagai genre, saya masih setia dengan fantasi. Meskipun kadang suka selingkuh, namun yah tidak dapat dipungkiri, genre ini menjadi dasar kecintaan saya pada dunia perbukuan. Nah, ruang lingkup fantasi yang luas ini sudah diakomodir dengan kehadiran buku-buku dengan jalur fantasi yang lebih rumit, gelap, dan dewasa. Salah satunya adalah trilogi THE QUEEN OF THE TEARLING, debut dari Erika Johansen.

Buku pertamanya berjudul THE QUEEN OF THE TEARLING menyuguhkan sensasi fantasi campuran antara perang kerajaan, distopia, sihir, dan kekacauan realitas. Tokoh utama, sang Ratu bernama Kelsea Glynn, mesti menyelamatkan Kerajaan Tearling dari ancaman invasi Ratu Merah dari Kerajaan Mortmesne. Ya memang ini pertarungan cewek-cewek, tapi percayalah, level kebrutalannya tidak kalah mengerikan. Ada kengerian mental dan fisik yang pekat dalam kisah ini. Namun dalam curhatan kali ini saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai buku pertama, soalnya udah pernah dicurhatkan (coba liat di sini).

January 5, 2018

Cro-Magnon

"...modern language exploded onto the planet with a big genetic bang, the result of a fortuitous mutation that blessed the Cro-Magnon with the gift of tongues..."
- Christine Kenneally -



Apa yang terpikir dalam benak anda ketika mendengar istilah Magnon ?
Saya yang ingat adalah pelajaran sejarah manusia purba jaman dulu, ada disebut tentang spesies pendahulu manusia yang disebut Cro-Magnon. Spesies ini adalah jenis Homo sapiens dengan volume otak lebih besar dari pada kita sekarang. Ditemukan di daerah Prancis dan diduga berasal dari zaman Paleolitikum, kemudian berkaitan erat dengan evolusi manusia model kita, Homo sapiens sapiens.

Setelah tanya mbah Gugel, istilah Magnon juga didefinisikan sebagai gerakan spin dari elektron dalam suatu struktur atom elektromagnetik. Nah segitu saja, saya pusing. Urusannya apa ini Magnon ? Bukan merk eskrim yang jelas.

January 2, 2018

Kesatria Ladang Gandum

“Among other things, you'll find that you're not the first person who was ever confused and frightened and even sickened by human behavior. You're by no means alone on that score, you'll be excited and stimulated to know. Many, many men have been just as troubled morally and spiritually as you are right now. Happily, some of them kept records of their troubles. You'll learn from them—if you want to. Just as someday, if you have something to offer, someone will learn something from you. It's a beautiful reciprocal arrangement. And it isn't education. It's history. It's poetry.”
- JD Salinger -

courtesy : dusk.wordpress.com

Yeaay, curhatan pertama di tahun 2018 !!

Nah, awalnya kan seperti biasa suka bingung lihat timbunan. Setelah guling guling cap cip cup, akhirnya saya melipir ke sebuah novel klasik yang aslinya diterbitkan tahun 1951 berjudul THE CATCHER IN THE RYE karya JD Salinger. Nggak kenal dan nggak familier. Beberapa orang di grup cukup mengapresiasi novel ini. Novel yang katanya penuh amarah dan sumpah serapah.

Mengapa buku ini disukai para pembunuh ?

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...