May 31, 2021

Questioning the Lessons (21 Lessons for the 21st Century - Yuval Noah Harari)

“...We should never underestimate human stupidity. Both on the personal and on the collective level, humans are prone to engage in self-destructive activities...”

 

Image courtesy: personal collection

Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk menuntaskan buku non fiksi anyar bikinan Yuval Noah Harari yang berjudul 21 LESSONS FOR THE 21ST CENTURY ini. Tak seperti SAPIENS dan HOMO DEUS, edisi yang saya baca ini adalah edisi berbahasa Inggris yang saya peroleh dari hasil berburu diskonan di toko buku daring langganan tahun lalu. Boleh jadi saya sedikit terlambat dari tahun rilisnya (2018) yang jelas-jelas penulisannya belum dipengaruhi hantaman disrupsi si COVID-19.

Jadi apa yang dapat ditangkap dari buku ribut ini?

May 30, 2021

Perempuan, Identitas, Kebodohan (Ronggeng Dukuh Paruk - Ahmad Tohari)

 “… kehidupan tidak maju ke depan dalam lintasan lurus, melainkan maju sambil mengayun ke kiri dan ke kanan dengan jarak yang sama jauhnya. Padahal nurani kehidupan tak pernah sekali pun bergeser dari kedudukannya di tengah. Apabila ayunan ke kanan bercorak hitam misalnya maka ayunan ke kiri dalam banyak hal adalah kebalikannya, putih...” 

- Ki Sakarya -


image courtesy: collectie tropenmuseum

Minggu lalu, dalam rangka hari kelahiran, adik saya, Jun, meminta saya memilih satu buku sebagai hadiah saat kami memberanikan diri melongok ke toko buku setempat. Tanpa basa-basi, saya memilih edisi terbaru RONGGENG DUKUH PARUK, karya Ahmad Tohari, yang versi awalnya terbit tahun 1982. Saya sudah penasaran sejak lama dengan buku ini, mengingat pada diskusi-diskusi saya di beraneka komunitas perbukuan yang sering menyebut buku ini sebagai bagian dari sastra Indonesia yang cukup bersejarah. Tidak seperti kebiasaan belanja buku saya yang didominasi novel terjemahan atau buku impor, saya kembali menikmati tulisan anak negeri.

Setelah menuntaskan bukunya beberapa menit yang lalu, saya mengerti alasan rekan-rekan perbukuan merekomendasikan buku ini di berbagai kesempatan.

May 1, 2021

Jejak Ingatan (The Invisible Life of Addie LaRue - VE Schwab)

 “...Because time is cruel to all, and crueler still to artists. Because visions weakens, and voices wither, and talent fades.... Because happiness is brief, and history is lasting, and in the end... everyone wants to be remembered...”

- Adeline LaRue -

Image courtesy: Julia Lloyd

Kita hidup dalam ingatan orang lain dalam berbagai kisah dan citra. Dalam beberapa hal, kita senang sekali bisa diingat dan menjadi penting. Namun, ada kalanya muncul keinginan absurd untuk memulai segalanya dari awal, di waktu dan tempat baru tanpa ada satu orang pun yang kenal. Menarik? Bisa jadi. Namun, apabila diberi kesempatan untuk tidak terdeteksi dalam jejak ingatan siapapun, bebas kesana kemari bahkan tak memiliki ikatan waktu, apakah itu akan jadi kutukan atau anugerah?

THE INVISIBLE LIFE OF ADDIE LARUE adalah novel standalone terkini buah karya VE Schwab, si mbak rock n roll yang belakangan masuk ke dalam daftar saya. Novel setebal 400an halaman lebih ini mengisahkan petualangan seorang wanita bernama Adeline (Addie) LaRue yang hidup sangat lama (3 abad) dari Villon, Prancis hingga New York, US. Hidup yang tidak diingat sama sekali oleh siapa pun kecuali oleh si pemberi perjanjian. Dewa yang menjawab dalam kegelapan.

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...