January 30, 2019

Hujan Darah

"...Is it any wonder the power this man held over me - this man who did not run from his demons like most of us do, but embraced them as his own, clutching them to his heart in a choke-hold grip. He did not try to escape them by denying them or drugging them or bargaining with them. He met them where they lived, in the secret place most of us keep hidden. Warthrop was Warthrop down to the marrow of his bones, for his demons defined him; they breathed the breath of life into him; and without them, he would go down, as most of us do, into the purgatorial fog of a life unrealized..."
- William James Henry -




Ranah novel fantasi adalah dunia bacaan menyenangkan yang telah menemani saya sejak dini. Subgenre-nya yang multivariasi dengan berbagai level keseruan, membuat saya bertahan menjadi fans garis keras dalam kisah-kisah yang katanya cuma dongeng semata. Kali ini yang membuat saya terhibur dengan cara yang cukup kelam dan memualkan, adalah buku ketiga dari seri MONSTRUMOLOGIST, bikinan Rick Yancey dengan judul THE ISLE OF BLOOD, edisi terjemahannya berjudul PULAU DARAH, baru nongol beberapa hari lalu di toko buku.

Saya sudah mengikuti seri pekat ganjil ini sejak awal, yakni SANG MONSTRUMOLOGIS dan KUTUKAN WENDIGO (curhatannya di sini dan di situ). Kisah petualangan Will Henry bersama guru/mentor/wali-nya Dr.Pellinore Warhtrop yang sangat ahli dan mumpuni dalam bidang biologi menyimpang-monster, mengusung kegelapan-kegelapan yang semakin dalam, pekat, filosofis, dan tentunya tetap menggugah.

January 24, 2019

Fungsi Perempuan



“...We were the people who were not in the papers. We lived in the blank white spaces at the edges of print. It gave us more freedom.

We lived in the gaps between the stories...”
- Margaret Atwood -



Saya tidak pernah merasa seterhina ini saat dan sesudah membaca sebuah buku. Itu saya ungkapkan beberapa jam lalu ketika random curhat emosian paska menyelesaikan sebuah bacaan yang cukup depresif. Bagi yang sudah familier dengan gambar di atas, ini adalah curhatan tentang THE HANDMAID'S TALE, yang diterjemahkan dalam judul KISAH SANG HANDMAID, bikinan Margaret Atwood yang terbit edisi aslinya tahun 1985. Edisi terjemahannya baru muncul Januari 2019 ini, mungkin mengingat kesuksesan seri adaptasinya.

Jadi kenapa sih kok gitu amat?

January 22, 2019

Pasir dan Api

“...Tell me that and we’ll go. Right now. Save ourselves and leave this place to burn. Tell me that’s how you want your story to go and we’ll write it straight across the sand...”
- Alwyn Hamilton -



Kisah-kisah berbau Arabian Nights sepertinya memang masih mampu menjadi story material yang menarik bagi pembaca novel fantasi. Sebut saja dwilogi THE WRATH AND THE DAWN bikinan Renee Ahdieh yang bikin klepek klepek itu. Namun kali ini saya akan mencurhatkan tentang buku terakhir dari trilogi REBEL OF THE SANDS bikinan Alwyn Hamilton. Tidak ada edisi terjemahannya, mohon maaf. Buku ketiga ini berjudul HERO AT THE FALL, pamungkas dari dua buku sebelumnya berjudul REBEL OF THE SANDS (di sini ada curhatannya) dan TRAITOR TO THE THRONE (cek sini)

January 16, 2019

Kura-Kura Melawan Raja

"...Kura-Kura Berjanggut, kisah tentang seekor kura-kura tua yang merasa dirinya paling pintar dan bijaksana, tapi ditipu oleh seekor unta pengelana yang dikutuk Nabi Sulaiman..."
- Sultan Nuruddin -

Kapal Inggris yang mendarat di Kerajaan Lamuri

Beberapa waktu lalu, saat saya berpartisipasi dalam diskusi hangat tentang sebuah novel fantasi terjemahan yang disponsori penerbit, saya dan seorang publisis penerbit tersebut membicarakan topik di luar bahan diskusi hari itu. Sebuah novel lokal berjudul KURA-KURA BERJANGGUT, karya Azhari Aiyub yang ternyata terbit April 2018 dan memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa 2018. Novel ini menjadi semacam perbincangan hangat di komunitas di luar zona nyaman saya yang sebagian besar berkutat pada novel fantasi terjemahan.

KURA-KURA BERJANGGUT dapat dikategorikan sebagai semacam fiksi sejarah. Ditulis dengan rinci dan meyakinkan, novel setebal 960 halaman ini menjadi sebuah karya yang 'berani' untuk penulis Indonesia. Mengapa saya sebut demikian? Karena menulis dan menerbitkan novel setebal ini pertaruhannya tidak main-main, harga produksi saja sudah bikin pusing. Lantas, apakah layak dengan ketebalan begini?

January 6, 2019

Bermain dengan Takdir

“...Real life's nasty. It's cruel. It doesn't care about heroes and happy endings and the way things should be. In real life, bad things happen. People die. Fights are lost. Evil often wins...”
- Darren Shan -


Halo, 2019 sudah hadir !

Mengawali tahun ini, saya akhirnya menyelesaikan membaca sebuah seri alias saga yang sudah hits bertahun-tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, ada 12 buku, yang untungnya setebal Goosebumps. 6 buku saya selesaikan di 2018, dan sisanya baru kelar barusan. Pendapat keseluruhan: menarik.

Seri apa sih?

DARREN SHAN SAGA, adalah sebuah seri yang ditulis oleh Darren Shan dan terbit mulai dari tahun 1997-2004 di luar sana, sedangkan untuk edisi terjemahan, kelar 2010 lalu dalam bentuk tiga boxset berwarna merah, hijau, dan biru yang merupakan edisi langka incaran para kolektor novel fantasi. Saya seperti biasa, memperoleh seri ini dengan harga yang cukup rasional dari toko buku langganan. Tidak langsung dibaca, tetapi ditimbun dulu seperti biasa. Saat saya sedang libur begini, keinginan untuk menuntaskannya pun muncul, dan syukurlah saya berhasil.

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...