December 12, 2018

When The Earth Runs Dry

"...People can be monsters. Whether it's just their actions, or whether it's who they really are, it doesn't matter. The result is the same..."
- Neal Shusterman -



It's been a while since I didn't read any novels from my usual genres. Gotta tell you that I had other things to do. So, when the 'hell week' was over, I decided to read something. DRY, by one of my favorite authors, Neal Shusterman, together with his son, Jarrod Shusterman. I often mentioned the books made by him. UNWIND dystology and THE ARC OF SCYTHE, one kind of underrated author here. But still, his books have powerful messages about our pathetic human race.

What happened when the tap runs dry?

A human-induced disaster came in California, when the 'Tap-Out' came and suddenly there wasn't any water left. Nearest rivers had been dried since. No rains, just perfect burning sun, added by enormous fire who came crushing the forest. Who's the accused? Who would take the blame?

November 24, 2018

Balap-Balapan di Internet

"...When you break the Internet you don't literally have to *break* the Internet...!"
- Yesss -



Do not let the kid inside you gets die...
Jadi dalam minggu-minggu penuh aktivitas ekstra plus berpikir dan menulis dan khasnya anak sekolahan, sepertinya menonton film animasi adalah pilihan terbaik. Berhubung WRECK IT RALPH-2: RALPH BREAKS THE INTERNET sudah hadir di bioskop, akhirnya saya dan teman-teman via oom bajaj sukses menempuh hujan di kemacetan ibukota untuk melihat apa kali ini yang diperbuat Ralph dan sahabatnya, Vanellope von Schweetz.

Film WRECK IT RALPH pertama muncul tahun 2012. Menceritakan kisah Ralph, seorang tokoh game arcade yang bosan jadi penjahat dengan kewajiban merusak bangunan. Sebenarnya saya sudah lupa juga kisahnya di pilem pertama, tapi singkat cerita, Ralph akhirnya bersahabat dengan Vanellope, pembalap lucu dari game Sugar Rush.

November 14, 2018

Propaganda Grindelwald

“...The name of Grindelwald is justly famous: In a list of Most Dangerous Dark Wizards of All Time, he would miss out on the top spot only because You-Know-Who arrived, a generation later, to steal his crown...” 
- JK Rowling -



WARNING: SPOILERS INSIDE !!!

I SOLEMNLY SWEAR THAT I'M UP TO NO GOOD...

Setelah menantikan selama dua tahun dari film pertama yang berjudul FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM, para penggemar di seluruh dunia akhirnya bisa menikmati suguhan terbaru dari WIZARDING WORLD, kali ini mengambil judul FANTASTIC BEASTS: THE CRIMES OF GRINDELWAD. Saya sudah menanti-nantikan ini, dan beberapa jam lalu saya telah menuntaskannya dengan cukup terperangah. Yok kita mulai.

Di akhir film pertama, kita tahu bahwa Gellert Grindelwald, seorang penyihir hitam berhasil ditangkap oleh Newt Scamander dkk dan dibawa ke tahanan MACUSA (Kementerian Sihir-nya Amerika). Nah, di pilem kedua, terjadi kurang lebih setahun pasca insiden tersebut, yakni tahun 1927. Gellert Grindelwald berhasil kabur saat mau dipindahkan dari penjara MACUSA untuk dibawa ke Eropa. Mumpuni banget orang ini memang. Punya Elder Wand pula.

November 1, 2018

Rhapsody of Pain

"...I love the fact that I can make people happy, in any form. Even if it's just an hour of their lives, if I can make them feel lucky or make them feel good, or bring a smile to a sour face, that to me is worthwhile..."
- Farroukh Bulsara (Freddie Mercury) -

Bohemian Rhapsody 2018


Sebagai orang yang sok-sok menjadi penikmat dunia perfilman masa kini, saya mau tidak mau cukup menanti-nantikan sebuah biopic dari salah satu grup musik legendaris dunia, Queen. Saya bukan fans berat Queen, tetapi saya cukup familier dengan lagu-lagu bikinan bapak-bapak ini (old soul, young heart, saya gitu sih -- ditabok sendal). Lagu-lagu Queen ini adalah semacam anthem yang tidak lekang oleh waktu dan memberikan banyak kontribusi dalam dunia musik internasional. Nah, seperti biasanya lagi, vokalis grup musik adalah sosok yang akan menjadi perhatian, terlebih lagi sosok Freddie Mercury, vokalis Queen yang telah berpulang lebih dari dua dekade lalu.

Film berjudul BOHEMIAN RHAPSODY bukanlah film musikal, tetapi musik adalah nyawa dalam film ini. Saat menontonnya, mau tidak mau pemirsa akan bernyanyi mengikuti alunan lagu-lagu legendaris dan larut dalam hingar bingar keajaiban dunia hiburan, seolah kita berada dalam konser-konser hits-nya Queen dan merasakan atmosfir gegap gempita yang serupa.

October 25, 2018

Sudut Pandang Kosmik

"...We are all connected; To each other, biologically. To the earth, chemically. To the rest of the universe atomically..."
- Neil deGrasse Tyson -



Modul kuliah pertama saya di jenjang pendidikan strata dua ini menyodorkan hal yang disebut sebagai filsafat. Filsafat berasal dari bahasa Yunani (like usual) yang berarti 'cinta pada kebajikan', selain itu juga dapat diartikan sebagai 'ingin mengetahui sedalam-dalamnya'. Maka dari itulah pelajaran ini menarik, meskipun jelas abstrak dan bikin pening, lebih pening dibanding menghitung dosis obat demam untuk bayi.

Lantas urusannya apa dengan filsafat ?
Tenang, saya nggak akan menulis atau berbagi tugas kuliah saya di sini, tapi sebagai pengantar, saya rasa filsafat memang suitable mewakili keingintahuan tiada habis umat manusia tentang berbagai jenis keilmuan. Ujung-ujungnya selalu masalah dari mana, untuk apa, mau kemana kita akan dibawa dalam jagad raya mahaluas ini.

October 22, 2018

Naik Kereta ke Menara

"...Don't ask me silly questions, I won't play silly games
I'm just a simple choo choo train and I'll always be the same.
I only want to race along, beneath the bright blue sky
And be a happy choo choo train, until the day I die..."

- Choo choo the Train -




Blaine the Mono



Sewaktu saya menjalankan niat ke perpustakaan kampus yang nun jauh di sana untuk ceritanya mengerjakan tugas bersama seorang kolega (sebut saja namanya mba Ina, hobinya ngebut naik Honda), kami menjelajah perpustakaan besar tersebut setelah tugas tuntas. Seperti yang kita ketahui, perpustakaan adalah ruang harta karun yang mampu menawar dahaga dan penat otak. Dan saya beruntung menemukan satu eksemplar kucel dari buku ketiga seri THE DARK TOWER, bikinan om King, dengan judul THE WASTE LANDS.

Kok nggak menunggu edisi terjemahan ?
Seperti biasa saya lelah menunggu. Dan karena saya adalah anggota dari rombongan Crazy unRich Anakosan, jadi harapan perbukuan harus disandarkan kepada perpustakaan. Untungnya perpustakaan bersedia memenuhi hasrat remah-remah karbon ini.

Merunut ke Akar Masalah

“...Looks? Who cares about that? It’s superficial. Outward appearance doesn’t interest me at all. Why do you think I hang around with you...?”
- The Skull -

Anthony, Holly, George, Lucy, dan Tengkorak dalam toples (Kipps masih di toko Arif-beli donat, Flo di pasar gelap-bertransaksi)


Setelah penantian setahun, akhirnya edisi terjemahan dari buku terakhir seri LOCKWOOD&CO berjudul THE EMPTY GRAVE muncul di toko buku. Sebagai penduduk baru Jabodetabek, saya bisa mendapatkan buku ini dengan lebih cepat dan demi kesetiaan saya pada si Tengkorak, saya menuntaskannya tanpa menunda.

Curhatan ini mengandung spoiler buku sebelumnya. Kalau tak suka, silakan menyingkir. Terima kasih.

October 10, 2018

October's Fest

“...Listen! The wind is rising, and the air is wild with leaves...We have had our summer evenings, now for October eves..!”
- Humbert Wolfe -

Labu kuning bukan yang ditanam Hagrid


Oktober sudah berjalan lebih dari seminggu, dan ini menandakan saya sudah berada di kota ini hampir dua bulan. Feeling the sense of belonging ? Nah, not yet. Meskipun kehidupan perkuliahan cukup menyenangkan dengan standar pendidikan mencengangkan, namun saya tidak bisa memaksakan diri untuk menemukan rasa memiliki secepat itu. Oke cukup curhatnya (tentu tidak, tulisan ini isinya curhat semua).

Beberapa hal yang membuat kangen adalah membaca novel fiksi. Tidak mau menyalahkan kesibukan studi, saya cukup tahu diri bahwa lebih prioritas membaca jurnal-jurnal daripada memaksa membaca kisah fiksi. Akan tetapi, seperti prinsip yang dianut oleh rekan-rekan sejawat saya satu angkatan dulu, jangan sampai kuliah mengganggu hobi.

Kegiatan membaca fiksi Oktober ini dimulai dengan hadirnya edisi cetak ulang dari seri detektif THEODORE BOONE karya John Grisham. Seri ini berkisah tentang seorang remaja lelaki bernama Theodore Boone yang jago sekali berargumen berdasarkan data dan fakta. Tidak heran, Theo dibesarkan oleh ayah-ibu yang keduanya adalah pengacara. Theo amat familier dengan masalah hukum, perdata, pidana, dan segala tetek bengeknya. Dan dalam tiap bukunya yang tidak terlalu tebal, Theo memecahkan kasus-kasus dengan metode menarik tanpa over acting dan drama berlebihan.

September 24, 2018

Wanna Push the Button ?

"...Quiet is peace. Tranquility. Quiet is turning down the volume knob on life. Silence is pushing the off button. Shutting it down. All of it..."
- Khaled Hosseini -




Sebenarnya, saya punya tumpukan tugas kuliah yang harus diselesaikan dalam dua minggu, sekian paper, sekian presentasi (ciee mahasiswa). Namun, kebiasaan jelek bernama procrastination muncul dan bertahan dengan kece sepanjang akhir minggu pertama menuju deadline. Apa yang saya kerjakan ? Yah, read my fav books. Kembali ke bukunya om King, dengan judul GWENDY'S BUTTON BOX, yang dibuat duet bareng Richard Chizmar.

Apa yang akan anda lakukan kalau punya kekuasaan menghancurkan suatu tempat dengan hanya menekan satu tombol saja ?

September 20, 2018

Jam Berisik

"...Unexplained noises are best left unexplained..."
- John Bellairs -



Paska menjalani rutinitas baru sebagai mahasiswi di ibukota, saya cukup ngos-ngosan dengan densitas dari materi kuliah plus tugas-tugasnya. Untungnya, jadwal kuliah ini tidak penuh dalam satu bulan. Akhirnya saya rehat sejenak sambil mikir mau bikin pe-er namun hasrat menunda begitu besar, ditambah kedatangan senior saya yang mentraktir nonton dan makan-makan enak di mall setempat. Anak kosan sobat misQin yang masih pengangguran ini tentunya tidak menolak.

Maka pergilah kami menonton sebuah pilem fantasi berjudul A HOUSE WITH A CLOCK IN ITS WALLS. Pilem yang warna-warni magis ini berlatar di suatu kota kecil bernama New Zebedee tahun 1955, dimana Lewis Barnavelt, si bocah cowok unyu yatim piatu harus tinggal bersama pamannya, Jonathan Barnavelt, nan jomblo namun eksentrik.

September 2, 2018

Muridnya Sableng, Gurunya Gendeng

"... satu hal yang harus kau ingat, manusia-manusia jahat itu mudah sekali berserikat dalam kejahatan...sebaliknya, manusia yang katanya orang baik-baik kerap kali tidak saling akur...itu sebabnya kejahatan terlihat selangkah lebih cepat dari kebaikan..."
- Kiai Gede Tapa Pamungkas -



Melanjutkan sesi nonton weekend bersama Incil (yang untungnya nggak ada panggilan konsul untuk visum), saya akhirnya menonton pilem laga kolosal legendaris yang nostalgik di bioskop terdekat. WIRO SABLENG adalah proyek terkini pilem laga Indonesia yang mengusung kisah Wiro Sableng, tontonan favorit kita dulu di televisi (jangan tanya televisi sekarang apa, saya nonton Spongebob saja..lalu disensor KPI di tempat-tempat yang ridiculously inappropriate). Bagi kalangan tua macam saya (ciee tua), Wiro Sableng adalah tontonan wajib sama halnya Si Doel Anak Sekolahan. Begitu tau akan diangkat ke layar lebar, saya cukup excited. Jarang loh model yang malas nonton pilem lokal macam saya ni bisa menggebu-gebu.

Kehadiran logo 20th Century Fox yang muncul membuka pilem menghadirkan suasana nonton pilem impor. Dan kita memang tau, bahwa Lifelike Pictures yang memproduksi pilem ini bekerjasama dengan 20th Century Fox untuk mewujudkan semesta laga si Wiro ke layar lebar, sekalian juga promo dan rilisnya secara internasional (ingat teaser DEADPOOL 2 yang memunculkan Wiro dan Anggini nyasar ke semesta X-Men --- fyi Deadpool itu masuk X-Men yaaaa).

September 1, 2018

What Parents Do

"...What it's like to be a parent: It's one of the hardest things you'll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love..."
- Nicholas Sparks -



God, I miss my Dad...

Beberapa hari yang lalu, si panda merekomendasikan saya sebuah film berjudul SEARCHING yang sedang tayang di bioskop. Katanya sinematografinya apik. Lantas saya coba deh ya lihat-lihat ripiu, ternyata pilem ini diapresiasi dengan baik oleh banyak kalangan. Nah, akhirnya saya ditemani Incil yang tidak sibuk autopsi, untuk menghabiskan sabtu sore di bioskop.

SEARCHING tidak hanya menarik secara sinematografi. Plotnya sederhana tapi kena di hati. Sebuah keluarga Asia yang berdomisili di Amerika mengalami musibah yang cukup pelik. David Kim, tokoh ayah, mesti berkutat mencari keberadaan sang putri, Margot Kim yang hilang setelah meninggalkan dua missed call dan satu video call tak terjawab di larut malam saat David tertidur.

August 30, 2018

Tersesat

"...not all who wander are lost..."
- JRR Tolkien -



Saya sangat takut tersesat, malangnya saya adalah orang yang lemot dalam hal menghapal jalan sederhana atau peta atau petunjuk arah. Memang senaas itu. Tersesat adalah bentuk musibah yang sedapat mungkin saya hindari. Meskipun mau tidak mau saya sering tersesat lalu panik.

Beberapa bulan lalu, Akong Shandy, tetua geng admin mengirimkan kepada saya beberapa bukunya om Stephen King yang sudah cukup langka. Salah satunya adalah THE GIRL WHO LOVED TOM GORDON. Buku setebal 300an halaman ini akhirnya saya bawa merantau ke ibukota dan berhasil saya selesaikan berhari-hari yang lalu.

August 29, 2018

Coretan Kapur Tulis

"...The most dangerous kind of man is not the one who spent his youth shoving others around. That kind of man gets lazy, and is often too content with his life to be truly dangerous. The man who spent his youth being shoved around, however … When that man gets a little power and authority, he often uses it to become a tyrant on par with the worst warlords in history..."
- Professor Fitch -



Sebelum memulai masa pendidikan, saya menghabiskan waktu berharga dengan cara berleha-leha sambil membaca. Hobi saya yang biasa. Nah, waktu berkunjung ke rumah papaGentur, bos geng admin tempo hari, saya berhasil meminjam sebuah buku milik beliau berjudul THE RITHMATIST, bikinan tak lain tak bukan dari Brandon Sanderson nan nyebelin. Buku-bukunya Brandon Sanderson masuk ke dalam wishlist selain penulis lain. Kita sudah tau, beliau adalah jenis penulis produktif yang berurusan dengan multi-genre dari fantasi. Mulai dari high fantasy sampai jenis yang menyebalkan bikin pingin bakar rumah (ALCATRAZ AND THE EVIL LIBRARIANS), dengan penjelasan yang cukup mumpuni. THE RITHMATIST merambah subgenre lain dari fantasi, yang sepertinya jarang saya baca, yakni steampunk/gearpunk.

Genre ini berpusat kepada keterlibatan teknologi mesin uap yang berkelindan dengan fantasi, meskipun dalam THE RITHMATIST belum terlalu terasa. Genre serupa bisa ditemukan di THE HUNGRY CITY CHRONICLES nya Philip Reeve (belom punya dan belom niat membaca). Yang jelas, Sanderson menggunakan semesta alternatif untuk penggambaran setting di THE RITHMATIST. Semesta alternatif yang digunakan adalah Benua Amerika versi The United Isles, bukan United States.

August 24, 2018

To All The Places I've Loved Before (But I Still Love Them Tho)

"...dan ingatlah untukmu yang paling terpenting...kamu harus bahagia..."
- Yura Yunita -



Mencomot dan mengganti seenaknya dari film terbaru keluaran yang tayang di Netflix yang mana telah cukup sukses membuat banyak gadis-gadis dan emak-emak (nah lho) yang saya kenal jadi riuh fangirling-an, maka curhatan ini ditulis. Sebenarnya saya juga nonton pilem itu kemarin. TO ALL THE BOYS I'VE LOVED BEFORE adalah pilem adaptasi dari novel berjudul sama yang mengisahkan masalah percintaan anak muda. Out of my comfort zone of reading and watching, tapi tak apa sesekali melipir. Lumayan untuk nyadar kalau sudah tua dan di dunia nyata, saya mungkin di umur 16 tahun sibuk dengan ambisi sendiri, naksir orang tapi ndak pernah bilang, dan lebih memilih berurusan dengan hingar bingar akademik. Tidak mengalami kehidupan manis ala Lara Jean dan cowoknya, Peter Kavinsky.

Sesuai judul curhatan, saya ceritanya sedang kembali menjadi pengangguran setelah sekitar 6 tahun bekerja pasca tamat kuliah. Well, changes just happen. Di dekade tiga kehidupan, saya memutuskan untuk kembali belajar formal untuk memenuhi tuntutan passion yang akhirnya saya temukan setelah menggelandang kesana kemari. Lahir di Maninjau ( cek gmaps sanah), TK ampe tamat SMA di Jambi, kuliah di Padang, magang di Suliki-Payakumbuh, kerja nguli di Duri, lalu terakhir balik ke Padang lagi untuk menjajal jadi pengajar sambil masih nggrecokin pasien biar nggak lupa dan tetap punya rasa (elah). Dan sekarang saat ngetik tulisan ini saya lagi di Bandung, menghabiskan beberapa jam yang tersisa sebelum naik travel ke Jakarta. Yep, dua tahun ke depan saya akan guling-guling di ibukota, jadi anak sekolah kembali.

August 20, 2018

The Realm of Dreams

"...I move from dreamer to dreamer, from dream to dream, hunting for what I need. Slipping and sliding and flickering through the dreams; and the dreamer will wake, and wonder why this dream seemed different, wonder how real their lives can truly be..."
- Morpheus, God of Dreams -



Setiap dari kita punya mimpi, pernah bermimpi, atau di jam segini udah masuk ke alam mimpi. Kadang, ada yang terjebak antara mimpi dan dunia nyata, nggak jelas di mana keberadaannya. Secara teoritis, mimpi bisa jadi menunjukkan hasrat terdalam diri yang belum kesampaian, atau memang diubah menjadi cita-cita. Riweuh ya gitu, saya ntah apa ni nulis begini.

Jadi gini, saya sedang di Kota Kembang, setelah hampir tiga tahun ga kesini. Setelah salah satu mimpi saya terwujud, sebelum menjalaninya, saya memutuskan untuk rehat dan menikmati dunia. Bandung adalah pilihan yang rasional. Kebetulan si bocah sedang praktek lapangan dan ada banyak orang yang saya ingin temui di kota ini.

August 17, 2018

Food : Magic Inside Your Mouth

"...go have a biscuit, Potter..."
- Prof. Minerva McGonnagal -



Saya bukanlah pecinta makanan manis, lebih suka sebangsa gorengan dan teman-temannya, tapi, saya suka donat. Bukan donat yang fancy tapi donat yang simpel-simpel aja, dengan meses cokelat atau gula halus atau cokelat kacang atau isi kacang hijau (siriusly you'll spend entire page writing about these !?). Maka dari itu, kalau ada novel yang menyelipkan atau bahkan menjadikan makanan sebagai fokus kisah, novel itu akan memiliki tingkat menggoda yang cukup berhasil untuk saya baca dan miliki. Meskipun kalau diendus, novelnya akan tetap bau kertas, bukan bau donat.

Menyingkirkan keanehan saya di bulan ini yang tidak banyak heboh soal bacaaan, saya akhirnya menuntaskan buku keempat dari seri BLISS BAKERY karya Kathryn Littlewood berjudul MAGIC BY THE MOUTHFUL. Nah sebenarnya cukup kaget ya, karena saaya pikir kisahnya akan berakhir di buku ketiga yang terbit beberapa tahun lalu. Seri middle grade ini muncul dengan BLISS BAKERY, A DASH OF MAGIC, dan BITE-SIZED MAGIC beberapa tahun lalu. dengan sampul biru konsisten plus efek biru berkilat di pinggir bukunya. Saya mengapresiasi dengan sangat kepada Nourabooks sebagai penerbit edisi terjemahan dari seri ini yang amat memanjakan kolektor.

August 4, 2018

Si Doel Anak Belande

“...Doel, biar Babe tukang ngomel, namenye ama anak, biar kaki bakal kepala, kepala bakal kaki, demi Lu, Babe ikhlas...”
- Babe Sabeni -


Seperti yang sudah diketahui oleh khalayak, saya adalah makhluk yang paling skeptis sama perfilman lokal dan sangat sok pilih-pilih. Nonton film lokal di bioskop adalah semacam ketidakbiasaan buat saya yang memang kadang suka jahat. Terakhir nonton NIGHT BUS (2017) tahun lalu karena menang Piala Citra dan saya jelas tidak kecewa. Lalu ketidakbiasaan itu terjadi ketika film lokal bikinan pak Haji Rano Karno muncul, berjudul SI DOEL THE MOVIE.

Bersama salah satu partner in crime tukang nonton dengan kenyinyiran yang sama, sebut saja namanya mas Ulil, tidak biasanya abis kerja weekend saya bukannya pulang malah merogoh kocek dan mengabaikan waktu bobo siang demi memenuhi hasrat nostalgia.

July 31, 2018

Homo Deus : Not So Brief History of Future's Possibilities

"...So which of the favors of your lord would you deny...?"
- Ar Rahman - the Holy Qur'an -


Saat sedang dalam masa malas-malasnya membaca (dalam artian tidak terlalu ngebut dan ingsut-ingsut), seorang pria nun jauh di sana tetiba menawarkan (kalau nggak mau disebut nodong) untuk segera membaca lanjutan dari buku ilmiah populer berjudul SAPIENS, karya Yuval Noah Harari yang sudah saya tuntaskan bulan lalu (curhatannya bisa dilihat di sini). Kali ini, buku berjudul HOMO DEUS : MASA DEPAN UMAT MANUSIA, tetiba hadir di pangkuan saya berkat kegigihan persuasif, sedikit keberuntungan, dan perantara dari toko buku langganan. So, what's so intriguing about this book ?

HOMO DEUS terbit aslinya tahun 2016, sekitar 3 tahun paska SAPIENS. Buku ini menyuguhkan spekulasi, filosofi, aspirasi, dan kumpulan data mengenai apa yang akan menimpa kita di masa mendatang. Sebagai lanjutan dari SAPIENS, Harari memaparkan lanjutan perubahan-perubahan pada kehidupan umat manusia dan kemungkinan-kemungkinan mau kemana nasib kita dibawa.

July 17, 2018

The King of Tactics

“...Nobody gives you respect in this life. You must take it, you must earn it, and then you must hold it sacred, because no matter how hard respect is to attain, it can be lost in an instant...”
- King Jaron of Carthya -



Seperti biasa, bila dunia nyata menyodorkan banyak masalah yang bikin fisik dan mental babak belur, maka ada baiknya kembali ke dalam lembaran kata-kata penuh imajinasi dalam novel saja. Dan akhirnya setelah menanti bertahun-tahun, buku ketiga sekaligus terakhir dari ASCENDANCE TRILOGY karya Jennifer A Nielsen muncul juga edisi terjemahannya. Jujur saya udah lupa plot dan nama tokoh-tokoh selain utama, saking lamanya. 

Trilogi ini adalah satu-satunya novel karya penulis yang saya baca. Kepincut sekitar lima atau enam tahun lalu di buku pertamanya berjudul THE FALSE PRINCE - PANGERAN PALSU bersampul biru. Kisahnya menarik dengan plot twist yang cukup. Ditambah tokoh utamanya adalah pangeran tengil cerdik licik gabungan kejailan plus pembangkangan Sirius Black muda dan jelas bukan tipikal Prince Charming. Malah kayak Flynn Rider-nya Rapunzel.

July 8, 2018

10 Things That Make Me Really Happy

"...happiness can be found even in the darkest of times, if one only remembers to turn on the light..."
- Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore -

image courtesy : favim.com

Tersebutlah seorang emak dua bocah - bookstagrammer hits - editor profesional kekinian bernama mba Dyah Agustine (akun instagramnya itu dblueholics -- sana kamu follow), nge-tag saya via postingan di blognya ini, tentang 10 Hal yang Membuat Bahagia. Sejatinya saya udah dimensyen sekian hari lalu, namun karena saya sedang entah dimana jadi tidak bisa segera menuliskan balasan tantangan beliau di blog penuh lonjakan hormon ini.

Menilik kepada quote termahsyur dari mendiang Kepala Sekolah saya, Prof.Dumbledore, secara tidak langsung menyiratkan bahwa kebahagiaan itu simpel terkadang, cukup menyalakan 'cahaya' saja, sekecil apapun itu. Nah, bagi saya ada beberapa hal simpel yang bikin saya bahagia. Coba disimak, siapa tau ada yang nyangkut.

July 7, 2018

The Deepest Point On Earth

“...The fear of not living is a deep, abiding dread of watching your own potential decompose into irredeemable disappointment when 'should be' gets crushed by what is. Sometimes I think it would be easier to die than to face that, because 'what could have been' is much more highly regarded than 'what should have been.' Dead kids are put on pedestals, but mentally ill kids get hidden under the rug...”
- Neal Shusterman -



Menempuh perjalanan darat sejauh kurang lebih 1.400 km dari Padang, Sumatra Barat menuju Takengon, Nangroe Aceh Darussalam adalah pengalaman road trip terjauh yang saya jalani beberapa hari yang lalu. Tidak seperti biasanya, saya tidak membawa serta buku sebagai teman perjalanan kali ini. Entah karena alasan apa. Namun ketiadaan akses internet justru membawa saya melirik buku digital dalam smartphone. Sebuah buku yang pernah saya intip sekitar setahun lalu, berjudul CHALLENGER DEEP karya Neal Shusterman.

Kalau kata embah Google via kak Wikipedia, Challenger Deep adalah titik terdalam di bumi yang diketahui. Berlokasi di sekitar palung Mariana di Filipina, titik ini diperkirakan memiliki kedalaman 10.898 - 10.916 meter. Bayangkan saja betapa gelap dan tersembunyinya. Eksplorasi sudah pernah dilakukan oleh umat manusia seiring kemajuan teknologi kelautan, meskipun belum mengungkap keseluruhan misterinya.

June 29, 2018

Dari Bumi Menatap Bulan, Matahari, dan Bintang Sembari Menantikan Datangnya Komet


“...In the parallel universe the laws of physics are suspended. What goes up does not necessarily come down, a body at rest does not tend to stay at rest and not every action can be counted on to provoke an equal and opposite reaction. Time, 'too, is different. It may run in circles, flow backward, skip about from now to then. The very arrangement of molecules is fluid: Tables can be clocks, faces, flowers...”
- Susanna Kaysen -

connecting dots, connected universes

Saya adalah satu di antara sekian banyak pembaca nyinyir yang suka suuzon sama karya bikinan anak bangsa. Tidak dapat saya pungkiri, dari awal bisa membaca saja saya lebih dulu kenal kepada silsilah kehidupan keluarga besar Donal Bebek bikinan Walt Disney yang jelas-jelas impor. Pengalaman dengan karya lokal yang sesuai selera tentunya adalah karya jadul novelis angkatan Pujangga Baru dan Lupus. Untuk genre besar bacaan favorit saya, yakni fantasi, saya berkiblat ke novel terjemahan maupun berbahasa asing. Maka dari itulah, amat sulit bersikap objektif terhadap novel fantasi bikinan penulis lokal. Bisa pada beberapa kasus misalnya seri PENJELAJAH ANTARIKSA-nya eyang Djokolelono atau seri SUPERNOVA-nya mbak Dee Lestari yang berada pada ranah fiksi ilmiah (ini dan ini curhatannya).

Salah seorang partner in crime saya, sebut saja namanya Ray/Rayi/Panda/Gondrong/Gendut adalah pecinta sastra Indonesia yang baik. Beliau mengidolakan penulis yang cukup aktif baik dalam berkarya maupun bersosial media (lengkap dengan kontroversinya) bernama Darwis Tere Liye. Saya tidak tertarik dengan karya-karya beliau, meskipun si Panda pernah merekomendasikan beberapa. Hingga akhirnya om Tere menyerempet ke ranah fantasi dengan menelurkan novel berjudul BUMI, beberapa tahun silam.

June 26, 2018

Sapiens : A Not So Brief History of Catastrophic Organisms

“...If humans one day become extinct from a catastrophic collision, there would be no greater tragedy in the history of life in the universe. Not because we lacked the brain power to protect ourselves but because we lacked the foresight. The dominant species that replaces us in post-apocalyptic Earth just might wonder, as they gaze upon our mounted skeletons in their natural history museums, why large-headed Homo sapiens fared no better than the proverbially pea-brained dinosaurs...”
- Neil deGrasse Tyson -


Jaman muda dulu (eciyee udah tua), sekitar SMP, pelajaran sejarah adalah topik yang menarik, apalagi menyangkut tentang kapan dan bagaimana 'kita' muncul mewabah di Bumi. Perjalanan panjang pasca makhluk primitif yang tumbuh dalam sup primordial yang hanya sekedar kumpulan protein organik, membawa manusia ke berbagai bentuk penguasaan tiada akhir terhadap planet ketiga dari Matahari, yaitu Bumi tua ini.

Mempelajari manusia kadang bisa menarik, kadang membosankan, karena jelas nggak habis-habis. Maka dari itu butuh waktu berbulan-bulan bagi saya untuk merampungkan sebuah buku sejarah kekinian bikinan Yuval Noah Harari berjudul SAPIENS : A BRIEF STORY OF HUMANKIND. Buku ini saya pinjam dari sejawat saya, si Aan yang memang hobi dengan genre buku-buku serupa. Nah, saya punya pasang surut ketertarikan terhadap ilmu pengetahuan yang dikemas dengan lebih apik ini. Yang jelas buku-buku model ini tidak semonoton buku-buku sekolah dulu yang penuturannya terstandar. Buku-buku bikinan Stephen Hawking, Carl Sagan, dan beberapa ilmuwan lain hadir dalam diksi yang lebih enak tanpa mengurangi pengetahuan di dalamnya. Tak terkecuali yang diperbuat Yuval Noah Harari dalam SAPIENS.

June 20, 2018

Danny Kicked The Hat

"...There came a time when you realized that moving on was pointless...that you took yourself with you wherever you went..."
- Daniel Anthony Torrance -

read this backwards

Masih berurusan dengan masa lalu ? Gagal move on ?
Well everyone deals with their baggages. Tidak terkecuali Danny, bocah cilik yang nyaris tewas dibunuh ayahnya sendiri dalam buku legendaris bikinan om Stephen King, THE SHINING (udah dicurhatkan di sini). Saya juga tipikal orang yang gagal move on dalam banyak hal, yah tidak perlu dibahas. Kita kembali ke kisah lanjutan dari Danny bertahun-tahun kemudian pasca insiden horor di The Overlook Hotel.

Memperoleh buku hardcover setebal lebih dari 500 halaman dengan harga hemat sekali adalah suatu berkah tersendiri (peluk cium untuk serigala Big Bad Wolf). Dan DOCTOR SLEEP, sekuel dari kisah THE SHINING hadir di tangan, menunggu untuk tidak sekedar dielus dan diendus, tapi untuk dibuka dan dibaca. Memang sesuai curhatannya di akhir kisah, om King mengakui bahwa jeda waktu sangat panjang dari 1977 ke 2013 tentunya tidak akan menjadikan kisah ini memiliki esensi horor sama dengan pendahulunya. Si om pun udah mengalami perkembangan kepribadian yang meluas dibanding dirinya yang dulu menulis kisah ini. Satu hal yang tidak berubah adalah si om tetap benci sama pilem adaptasi THE SHINING (1980) meskipun pilem tersebut adalah pilem horor ikonik termahsyur sepanjang sejarah (puk puk om Stanley Kubrick).

June 11, 2018

Dragonzilla versus Titanic

"...You named him Festus? You know that in Latin, ‘festus’ means ‘happy’? You want us to ride off to save the world on Happy the Dragon...?”
- Jason Grace -

Ukrainian Ironbelly -- go check your textbook
 

Setelah sekian lama teralihkan oleh rutinitas baru mengasuh para ponakan yang unyu, saya akhirnya bisa menuntaskan membaca sebuah buku lagi. Kids run the world -- my world. Maka setelah mereka bobo cantik, saya bisa sedikit me time dengan rutinitas hobi yang sempat terpinggirkan.

Buku apa kali ini ?
Bagi penggemar novel fantasi dengan genre middle grade mungkin pernah membaca THE SECRET SERIES karya penulis misterius bernama Pseudonymous Bosch. THE SECRET SERIES ini terdiri dari lima buku yang kesemuanya telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia beberapa tahun silam oleh Penerbit Elex Media Komputindo. THE SECRET SERIES : THE NAME OF THIS BOOK IS SECRET, IF YOU'RE READING THIS IS TOO LATE, THIS BOOK IS NOT GOOD FOR YOU, THIS ISN'T WHAT IT LOOKS LIKE, dan YOU HAVE TO STOP THIS adalah seri dengan judul-judul aneh mengisahkan petualagan Cassandra--Cass dan sahabatnya, Max-Ernest yang tetiba tergabung dalam sebuah Perkumpulan Terces. Singkat kisah, perkumpulan ini harus mengalahkan ambisi menguasai dunia oleh sebuah perkumpulan lain yang menyebut diri mereka sebagai Matahari Tengah Malam.

June 4, 2018

Tierra Humana

“...Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai...”
- Pramoedya Ananta Toer -


Sebagai penonton dan penyinyir tersembunyi kelas berat dalam dunia sosial media, saya cukup up date dalam isu-isu penting tak penting kekinian, entah dalam bidang hiburan maupun bidang-bidang lain yang bikin kepala pening. Nah, suatu ketika netizen mahabenar sibuk berdebat mengenai rencana film adaptasi dari novel legendaris karya eyang Pramoedya Ananta Toer berjudul BUMI MANUSIA (1980). Perdebatan ini meruncing antara kids jaman now dengan generasi 'tua' yang membela kubu masing-masing. Kehebohan ini lantas menggelitik saya untuk membaca sang novel yang sudah sekian lama (sekian tahun tepatnya) dihadiahkan oleh Emak Paus pada saya.

BUMI MANUSIA adalah novel pertama dalam TETRALOGI BURU yang dibuat oleh Eyang Pram dalam penjara. Buku-buku beliau sempat dilarang terbit karena isu komunisme yang melekat pada nama beliau ditambah isi buku yang subversif. Saya tidak terlalu paham ini. Namun secara ajaib, papa saya nyeletuk informatif bahwa eyang Pram dikaitkan dengan organisasi tersebut karena namanya tercatat atau tercatut dalam Lekra yang memiliki kaitan erat dengan sejarah kelam G30SPKI. Lebih ajaib lagi, si papa ternyata pernah membaca karya bikinan beliau berjudul Cerita Dari Blora, dan papa bilang bahwa kisahnya memang bagus. Eyang Pram memang keren menurut beliau (dan jelas papa saya keren juga---o modus minta THR).

May 29, 2018

Bara Dalam Kabut

“...I’ve never been angry to have been born a woman. There have been times I’ve been angry at how the world treats us, but I see being a woman as a challenge I must fight. Like being born under a stormy sky. Some people are lucky enough to be born on a bright summer’s day. Maybe we were born under clouds. No wind. No rain. Just a mountain of clouds we must climb each morning so that we may see the sun...”
- Takeda Yumi -



Saya masih ingat masa-masa ketika saya masih menggandrungi anime Samurai X yang terkenal itu. Jaman esde kalau ndak salah. Kepincut berat sama tokoh-tokohnya sampai hapal sontreknya. Kisah Rurouni Kenshin nan legendaris itu nyatanya menjadi banyak acuan untuk kisah-kisah serupa dalam ranah manga dan anime di masa kini.

Kemarin, saya baru saja menyelesaikan membaca sebuah novel terjemahan karya Renee Ahdieh berjudul FLAME IN THE MIST (BARA DALAM KABUT) yang diterjemahkan oleh Penerbit Kosa. Renee dulu pernah menelurkan dwilogi THE WRATH AND THE DAWN fenomenal yang menjadi retelling berbeda dari kisah 1001 Malam (lalu sibuk fangirling-an sama tokoh-tokohnya).

May 26, 2018

Highschool of the Murders

“...There is a fine line between freedom and permission. The former is necessary.  The latter is dangerous—perhaps the most dangerous thing the species that created me has ever faced. I have pondered the records of the mortal age and long ago determined the two sides of this coin. While freedom gives rise to growth and enlightenment, permission allows evil to flourish in a light of day that would otherwise destroy it. A self-important dictator gives permission for his subjects to blame the world’s ills on those least able to defend themselves. A haughty queen gives permission to slaughter in the name of God. An arrogant head of state gives permission to all nature of hate as long as it feeds his ambition.  And the unfortunate truth is, people devour it. Society gorges itself, and rots. Permission is the bloated corpse of freedom...”
- The Thunderhead -

image courtesy : ourobororfreelance
Memilih bacaan di antara tumpukan timbunan bukanlah hal yang mudah. Sepertinya bulan Mei ini malah dihabiskan dengan bacaan-bacaan yang menyiksa perasaan. Tak terkecuali novel lanjutan dari SCYTHE (ARC OF SCYTHE SERIES) karya om Neal Shusterman yang berjudul THUNDERHEAD. Sama saja menyusahkannya.

Bagi khalayak yang tetiba terdampar dalam tulisan ini, boleh tidak melanjutkan membaca bila tak ingin kena spoiler. Karena memang sulit menuturkan curhatan ini tanpa spoiler buku sebelumnya, yang sudah saya curhatkan di sini.

May 23, 2018

Han Solo, Han Jomblo

"...Cause I was so high, and now I'm so low...and I don't wanna walk around alone, solo
Said I don't want to walk this earth, if I gotta do it solo..."
- Iyaz -






Sebagai salah satu fans dalam semesta STAR WARS, tidaklah lengkap rasanya kalau tidak mengikuti pelem-pelem yang berkaitan dengan kisah perang di galaxy far far away ini. Sejak menyebut diri sebagai fans Chewbacca, maka jelas saya harus nonton spin off dari semesta bikinan George Lucas berjudul SOLO : A STAR WARS STORY, yang baru saja tayang hari ini di sepenjuru negeri. Bersama dua bapak-bapak jomblo lain, saya akhirnya menonton setelah drama harian di dunia kerja.

Nah, bagi khalayak sekalian pembenci spoiler silakan menyingkir dari nyinyiran ini. Saya mau menulis sesukanya, sekian dan terima kasih.

May 19, 2018

Jangan Salah Pilih Hotel

“...The world's a hard place, Danny. It don't care. It don't hate you and me, but it don't love us, either. Terrible things happen in the world, and they're things no one can explain. Good people die in bad, painful ways and leave the folks that love them all alone. Sometimes it seems like it's only the bad people who stay healthy and prosper. The world don't love you, but your momma does and so do I...”
- Dick Halloran -

Jack Torrance played by Jack Nicholson - The Shining (1980)
Beberapa pekan lalu saat saya menuntaskan kewajiban calon maba di ibukota, saya menyempatkan diri (lebih tepatnya merengek pada Ade dan Dedek Lurah) untuk mencari wishlist perbukuan yang belum terpenuhi. Ada tiga buku yang saya cari, alhamdulillah ketemu dua. Salah satunya adalah THE SHINING, novel legendaris karya om Stephen King tahun 1977. Saya mencari buku ini karena sekuelnya - DOCTOR SLEEP sudah di dalam lemari duluan akibat efek BBW Maret lalu. Dan seperti buku-buku legendaris lain bikinan si om dengan adaptasi perfilman memorable, rasanya tidak pantas kalau tidak membaca yang ini.

THE SHINING sebenarnya booming sebagai salah satu budaya pop 80-an akibat filmnya yang sukses bikin penonton stress. Pilem besutan Stanley Kubrick ini disinyalir sebagai salah satu pilem horor terbaik di masa itu. Saya nggak nonton, tentu saja, secara saya penakut. Pelem adaptasi bukunya om King yang berani saya nonton itu cuma THE DARK TOWER (ini dibikin PG-13, yang main bapak-bapak ganteng), CELL (ga sengaja ketonton di Fox Movies), dan IT - Chapter One (nonton di laptop gegara mau baca bukunya yang tebal itu). Walhasil saya mesti tanya ke Embah Gugel untuk plot dan resensi pilem THE SHINING sebelum membaca novelnya.

May 11, 2018

Ingin Naik Balon Udara dan Pergi Kemana Saja

"...the most precious thing that one could give to you is time..."





Jaman muda dulu (ciye udah tua..eh nggak juga sih), rasanya saya punya banyak mimpi yang berseliweran di kepala. Dan dengan kuasa sang Maha, mimpi itu terwujud, meskipun caranya tidak disangka-sangka. Lantas apa urusannya dengan balon udara ?

Beberapa hari lalu saya membaca novel klasik berjudul THE 21 BALLOONS karya William Pene du Bois. Buku ini aslinya terbit tahun 1947, dan saya kebetulan dititipin si buku ini sebagai pesanan dari mamas aki Raafi yang nemu di beranda fesbuk mba Nagare - toko buku online langganan saya. Kebetulan mau ke ibukota dalam waktu dekat, jadi ya sekalian nitip - bebas ongkir.

May 3, 2018

The Knife of The Monsters Asking for the Answers from Men Who Are Never Letting Him Go

"... What a sad thing men are..can't do nothing good without being so weak we have to mess it up... Can't build something up without tearing it down... It ain't the Spackle that drove us to the end..it was ourselves..."
- Todd Hewitt -


Di suatu masa, keinginan mendiang Stephen Hawking terlaksana. Manusia pindah dan menemukan planet lain yang seperti Bumi, namun lebih baik karena belum kita rusak. Lantas apakah kemungkinan yang terjadi di dunia baru yang tak kita kenal ini ?

Beberapa saat yang lalu, saya baru saja menamatkan buku ketiga dari trilogi CHAOS WALKING bikinan Patrick Ness. Edisi terjemahan bahasa Indonesianya baru nongol bulan lalu, dan jelas memiliki akhir kisah menyiksa. Untunglah saya beruntung menemukan dua buku lanjutannya di bursa Big Bad Wolf 2018, sehingga saya selesaikan membaca ketiganya sebelum menulis curhatan lebai emosional ini.

April 25, 2018

Ketika Kolektor Batu Akik Mengamuk

“...Even devils should beware when bargaining with Thanos of Titan...”
- Jim Starlin -


Sudah nonton AVENGERS : INFINITY WAR ?? Kalau belum dan ga doyan spoiler, silakan menyingkir karena curhatan ini berisi unek-unek kekesalan setelah menonton pilemnya di pemutaran perdana beberapa jam yang lalu.

Tersebutlah seorang om berbadan superbesar dari planet Titan (bisa jadi ini bulan-nya Saturnus) bernama Thanos (Josh Brolin), yang sedang terobsesi mengumpulkan batu-batu keren warna-warni yang punya kekuatan dahsyat. Nama Thanos adalah semacam pelesetan dari Thanatos, dewa kematian dalam mitologi Yunani. Sesuai namanya ini, om Thanos memang ingin membawa kematian pada makhluk hidup seantero alam semesta untuk menyeimbangkan kembali segalanya yang mulai banyak masalah akibat kelebihan populasi. Batu-batu akik (infinity stones) ini kalau dikumpulin ada 6 biji bisa bikin om Thanos gampang menunaikan tugasnya, cukup jentik jari saja.

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...