November 24, 2018

Balap-Balapan di Internet

"...When you break the Internet you don't literally have to *break* the Internet...!"
- Yesss -



Do not let the kid inside you gets die...
Jadi dalam minggu-minggu penuh aktivitas ekstra plus berpikir dan menulis dan khasnya anak sekolahan, sepertinya menonton film animasi adalah pilihan terbaik. Berhubung WRECK IT RALPH-2: RALPH BREAKS THE INTERNET sudah hadir di bioskop, akhirnya saya dan teman-teman via oom bajaj sukses menempuh hujan di kemacetan ibukota untuk melihat apa kali ini yang diperbuat Ralph dan sahabatnya, Vanellope von Schweetz.

Film WRECK IT RALPH pertama muncul tahun 2012. Menceritakan kisah Ralph, seorang tokoh game arcade yang bosan jadi penjahat dengan kewajiban merusak bangunan. Sebenarnya saya sudah lupa juga kisahnya di pilem pertama, tapi singkat cerita, Ralph akhirnya bersahabat dengan Vanellope, pembalap lucu dari game Sugar Rush.

RALPH BREAKS THE INTERNET menyuguhkan warna-warni menyenangkan sedari awal film. Saya tidak henti-hentinya tersenyum. Ralph dan Penelope beneran masuk ke internet karena akses Wi-fi dipasang di Arcade tempat mesin game mereka bersemayam. Kreator film ini luarbiasa cerdas dengan menampilkan penjelasan arus data internet, kehebohan media sosial, dan semua aspek algoritma komputer yang tidak kita mengerti kalau dalam bahasa pemrograman namun ditampilkan secara cerah ceria dengan imajinasi gilang gemilang.

Ralph dan Vanellope butuh uang untuk menghidupkan kembali mesin game. Uang ini yang mesti mereka cari di internet nan maha luas. Sederet cameo pun muncul, mulai dari mendiang Stan Lee, tokoh-tokoh Zootopia dan sederet ikon pop culture terkenal, puncaknya kehadiran seluruh Disney Princesses dengan hobi bernyanyi-nya yang membuat Vanellope pening. Tak ketinggalan, kemunculan pembalap kece, Shank yang diperankan oleh Gal Gadot (bahkan dalam animasi pun beliau ini cantiknya dewi sekali), algoritma supergaul - Yesss, serta Mr.KnowMore yang memang tahu segala. Kitapun diajak masuk sampai ke dark net dengan tampilan kumuh menyeramkan.

Vanellope, Shank, Ralph

Tidak ada baik dan jahat dalam kisah ini. Semua bermuara pada masalah di dalam diri sendiri, di sini diangkat tentang insecurity. Bagaimana insekyur ini mampu menggerogoti diri sendiri dan merugikan orang yang kita sayangi bila dibiarkan tidak terkendali. Selain itu, seperti yang sudah sering saya ungkapkan, film animasi selalu memiliki take home messages yang mampu menghangatkan hati. Soal merelakan, soal pertemanan, belajar sopan untuk minta tolong dan mengucapkan terima kasih, bahkan soal menggunakan media sosial dan mengabaikan komentar demi kebaikan diri sendiri. See, film model begini pun punya pesan yang powerful untuk penontonnya. Meskipun ada beberapa yang tidak bisa langsung dicerna oleh anak-anak, setidaknya pilem ini aman dan damai.

Aksi, kelucuan yang tidak dipaksakan, bagaimana internet bekerja, dan segala riuh rendahnya menjadikan RALPH BREAKS THE INTERNET sebagai tontonan yang tidak bikin pusing dan gampang dicerna, efek menghiburnya luar biasa. Saya sungguh senang bisa menyempatkan waktu dan mengendurkan ketegangan berhari-hari berkat kelakuan para tokoh animasi ini. Seperti kata Spongebob, semua bisa asal ada 'imajinasi' (sambil bikin pelangi).

Sekuel yang sukses.
Udah nonton belom ? Kalau belum, nontonnya sampai habis banget ya, ada scene spesial yang bikin kita sebel sekaligus senang.^^

Official movie poster


"...I am bad and that is good, I will never be good and that's not bad, there's no one I'd rather be than me..."
- Wreck-It Ralph -

No comments:

Post a Comment

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...