November 14, 2018

Propaganda Grindelwald

“...The name of Grindelwald is justly famous: In a list of Most Dangerous Dark Wizards of All Time, he would miss out on the top spot only because You-Know-Who arrived, a generation later, to steal his crown...” 
- JK Rowling -



WARNING: SPOILERS INSIDE !!!

I SOLEMNLY SWEAR THAT I'M UP TO NO GOOD...

Setelah menantikan selama dua tahun dari film pertama yang berjudul FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM, para penggemar di seluruh dunia akhirnya bisa menikmati suguhan terbaru dari WIZARDING WORLD, kali ini mengambil judul FANTASTIC BEASTS: THE CRIMES OF GRINDELWAD. Saya sudah menanti-nantikan ini, dan beberapa jam lalu saya telah menuntaskannya dengan cukup terperangah. Yok kita mulai.

Di akhir film pertama, kita tahu bahwa Gellert Grindelwald, seorang penyihir hitam berhasil ditangkap oleh Newt Scamander dkk dan dibawa ke tahanan MACUSA (Kementerian Sihir-nya Amerika). Nah, di pilem kedua, terjadi kurang lebih setahun pasca insiden tersebut, yakni tahun 1927. Gellert Grindelwald berhasil kabur saat mau dipindahkan dari penjara MACUSA untuk dibawa ke Eropa. Mumpuni banget orang ini memang. Punya Elder Wand pula.

Bagi Potterhead, tidak perlulah dijelaskan soal Elder Wand ini, cukup cek saja buku ketujuh-nya Harry Potter dan baca Beedle the Bard. Dan bagi penikmat film yang tidak membaca bukunya, silakan cek film terakhir Harry Potter (dua film terakhir, HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS PART1-2). Singkat cerita, Grindelwald kabur ke Paris untuk membentuk pasukan, menyebar propaganda, sekaligus mencari Credence Barebone, satu-satunya lelaki yang diketahui mampu mengendalikan Obscurial dalam dirinya (cek lagi sana apa itu Obscurial). Misi Grindelwald ini didukung oleh banyak kaum terpinggirkan dalam Dunia Sihir yang ingin kesetaraan dan dihapuskannya kerahasiaan sihir terhadap dunia non penyihir.

Sesuai judul, fokus kisah ini memang pada Gellert Grindelwald. Pria jenius yang memiliki kemampuan ramalan alami (seperti keluarga prof Sybill Trelawney) dan sederet kemampuan lain, dengan atau tanpa Elder Wand. Yang paling menarik, kemampuan persuasi Grindelwald yang gila-gilaan dan terbukti sukses menjerat pengikut. Oom Johny Depp oke banget menampilkan karakter karismatik beracun-nya Grindelwald. Tidak heran kita tau bahwa Prof Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore pernah punya masa lalu yang traumatis dengan Grindelwald.

Berdasarkan sejarah sihir, kita tau bahwa Prof Dumbledore berhasil mengalahkan Grindelwald dalam pertarungan legendaris di tahun 1945. Nah, rentang kisah dalam franchise film yang direncanakan ada lima ini berada pada rentang waktu 1926-1945, berkaitan dengan Perang Dunia Kedua yang melanda dunia non-penyihir. Coincidence ? Tentu tidak. Tante Rowling sudah memikirkan ini sekian lama.

Lalu apa urusannya sama Magizoologist kesayangan kita, Newton Artemis Fido Scamander ? 

Delegasi. Newt mengemban misi dari Prof Dumbledore untuk menemukan Credence terlebih dahulu sebelum Grindelwald. Prof Dumbledore bertahan di Hogwarts dan tidak bisa langsung berhadapan dengan Grindelwald karena sesuatu dan lain hal (MAJOR SPOILER ini). Newt akhirnya pergi ke Paris, bersama rekan No-Maj/Muggle/Les no Magiques-nya, si breadmaker Jacob Kowalski. Jacob juga punya misi sendiri ke Paris, masalah tentang Queenie Goldstein. Newt juga harus mencari Porpentina Goldstein, dan berhadapan dengan saudaranya sendiri--Theseus Scamander, Auror yang juga berurusan untuk memburu Grindelwald.

Kisah dalam film kedua ini patut diakui lebih gelap, lebih berat, dan memiliki akhir yang menggantung. Grindelwald sangat pandai memanfaatkan situasi. Grindelwald berhasil menarik pengikut, melakukan infiltrasi ke dalam tiga kementerian sekaligus, MINISTRY OF MAGIC-nya Inggris, MACUSA-nya Amrik, dan Kementrian Sihir-nya Prancis. Propaganda Grindelwald sangat sukses di tempat terbuka dengan memanfaatkan orang-orang yang tepat.

Kemunculan banyak tokoh baru dalam film kedua ini akan mengingatkan Potterhead pada beberapa tokoh dalam kisah Harry Potter (settingnya di tahun 1991-1998). Sebut saja Nicholas Flamel (udah uzur tapi jago banget) dan keluarga Lestrange--diwakili oleh Leta Lestrange yang merupakan keluarga darah murni terpandang--kita tahu bahwa dalam timeline Harry Potter, keluarga Lestrange muncul dalam wujud Rodolphus Lestrange dan istrinya, Bellatrix Lestrange (letnan gedenya Lord Voldemort). Selain itu, beberapa nama keluarga Pelahap Maut-nya Voldy juga muncul, sebut saja Vinda Rosier (letnannya Grindelwald), Mulciber, Travers (nama-nama ini tidak semua muncul di film Harry Potter). Dan yang mencolok adalah tokoh Maledictus, Nagini.

Merunut pada timeline, Nagini berkontak dengan Voldemort sekitar tahun 1993-1994 di hutan Albania, setelah Voldemort melarikan diri dari tubuh naas Prof Quirrel di insiden Batu Bertuah. Nagini kemudian diketahui menjadi Horcrux terakhir yang diciptakan Voldemort. Nah, poin menarik dan cukup mengganggu, dalam THE CRIMES OF GRINDELWALD yang berlatar di tahun 1927, Nagini masih dalam sosok seorang wanita.

Film ini menyuguhkan keajaiban hewan-hewan magis yang tetap menjerat, meskipun Niffler idola saya tetap memegang peranan penting bersama Pickett-si Bowtruckle. Warna-warni sihirnya, sensasi kembali ke Hogwarts (ini merinding), gemes sebel lihat Newt dan Tina, ditambah kepedihan bertubi-tubi di akhir film yang membuat level kesuramannya meningkat drastis. THE CRIMES OF GRINDELWALD membawa penonton untuk mikir lebih banyak, setiap detail, setiap simbol, setiap percakapan. Belum lagi keruwetan masalah keluarga dan dendam yang tak berkesudahan. Kesedihan terasa menyesakkan dan terjadi pada hampir semua tokohnya.

Kehadiran banyak tokoh-tokoh tampan menawan yang diwakili oleh Newt (Eddie Redmayne), Prof Dumbledore (Jude Law), Gellert Grindelwald (Johny Depp), Theseus (Callum Turner), Credence Barebone (Ezra Miller), dan Jacob Kowalski (Dan Fogler), mampu membuat wanita histeris (apalagi saya nontonnya IMAX....terang benderang menggemaskan). Desain kostum yang sangat keren dan bikin iri juga menambah daya tarik film ini. Belum lagi plot twist tentang identitas asli dari Credence yang bikin kepala sakit.

Masalah yang mungkin bisa diabaikan oleh penonton kebanyakan adalah kemunculan Prof Minerva McGonagall muda. Ini adalah lubang besar dalam timeline WIZARDING WORLD yang sudah diketahui oleh banyak Potterhead. Minerva McGonagall menurut sejarahnya, lahir 4 Oktober 1935 dan bekerja di Hogwarts pada Desember 1956. Ini yang menjadi masalah. Setting kisah THE CRIMES OF GRINDELWALD adalah 1927. It's not make sense. Kecuali ada McGonagall lain yang menjadi asisten Prof Dumbledore. Prof Dumbledore adalah guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di awal karirnya di masa kepala sekolah Phineas Nigellus Black (cek buku kelima, Harry Potter and The Order of the Phoenix), selanjutnya menjadi guru Transfigurasi, lalu jadi kepala sekolah menggantikan Prof Armando Dippet (cek buku kedua, Harry Potter and the Chamber of Secrets) di sekitar tahun 1960-1970an. Harusnya saya nggak ribut sih masalah Prof McGonnagal ini, tapi ini tetap saja mengganggu. Apa mungkin ada urusannya sama time turner ? Entahlah.

Apapun itu, bila plothole ini kita abaikan, film ini tetap menyisakan kegundahan dalam hati yang nonton. Selain kontennya berat, kita akan dibuat penasaran, apa yang akan terjadi selanjutnya dan seperti apa pertarungan legendaris ini akan berlangsung, serta sejauh mana Newt akan terlibat. Yang jelas dalam THE CRIMES OF GRINDELWALD, Gellert Grindelwald sukses besar. Perang Pertama dalam Dunia Sihir jelas tidak terhindarkan.

Layak tonton ? JELAS.
Nonton lebih dari sekali ? YA IYALAH.

Begitu. Sekian dan terima kasih.

MISCHIEF MANAGED !

Karakternya rame

"...My philosophy is that worrying means you suffer twice..."
- Newton Artemis Fido Scamander -

2 comments:

  1. SPOILER JUGA

    Katanya Phoenix cuma datang pada satu orang dalam satu angkatan. Lalu dalam masa Harry, Phoenix kan ada di tangan Albus. Apakah itu berarti Aurelius masa edarnya (((masa edar))) cuma sampe akhir pilem FB 5?

    ReplyDelete

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...