August 2, 2020

Mengejar Efek Nostalgia (Goosebumps - RL Stine)

“...I have always been a reader; I have read at every stage of my life, and there has never been a time when reading was not my greatest joy. And yet I cannot pretend that the reading I have done in my adult years matches in its impact on my soul the reading I did as a child. I still believe in stories. I still forget myself when I am in the middle of a good book. Yet it is not the same. Books are, for me, it must be said, the most important thing; what I cannot forget is that there was a time when they were at once more banal and more essential than that. When I was a child, books were everything. And so there is in me, always, a nostalgic yearning for the lost pleasure of books. It is not a yearning that one ever expects to be fulfilled...”
- Diane Setterfield -

Welcome to the Dead House art by Tim Jacobus


Bagi seorang pembaca yang memang sudah suka membaca sedari dulu, beberapa buku menjadi bagian penting dalam sejarah kecintaan terhadap dunia perbukuan yang menyenangkan ini. Saya kebetulan difasilitasi membaca majalah Bobo dan Donal Bebek (yang edisi Indonesia terakhir nya hadir bulan lalu, what a pity) di jaman awal bisa membaca. Lalu saya melipir ke novel, diawali oleh seri Goosebumps-nya RL Stine di sekolah dasar dan tentunya Harry Potter di sekolah menengah. Practically I was growing up with Harry and his friends.

Kita nggak akan membahas semesta Harry Potter, itu sudah tau lah ya. Kali ini saya akan melipir ke seri Goosebumps yang saya gandrungi kembali beberapa bulan terakhir dan menemani saya menghadapi hari-hari yang bikin merinding. Saya menjelajah kembali nostalgia saya dengan mulai mengumpulkan edisi lama bahasa Indonesia dari Goosebumps dengan desain sampul legendaris tersebut.

Kenapa kok ngotot amat harus edisi lama itu?

Mengejar nostalgianya saya rasa. Ingat sekali sekitar tahun 1997-1998 waktu masa krisis moneter menghantam negeri, keluarga saya ikut terdampak. Nggak ada lagi jajan majalah ini itu, kalau mau baca buku hanya kembali berserah pada perpustakaan sekolah dasar atau pinjaman teman-teman. Saya ingat sekali, rasa pedih kepingin punya novel koleksi sendiri. Maka dengan menyisihkan uang jajan yang tidak seberapa kala itu, saya naik angkot ke sebuah toko buku di kota tempat saya bersekolah dengan antusias membeli Goosebumps pertama saya, nomor 7: Boneka Hidup Beraksi. Harganya Rp 7.500,- . Jumlah yang cukup besar bagi anak esde pengangguran kala itu.

Saya menyimpan rapat-rapat keinginan mengoleksi Goosebumps karena tak lama berselang si Harry hadir dengan harga yang jauh lebih mahal. Kondisi ekonomi keluarga tentunya membuat saya mawas diri. Saya bisa pinjam, dan saya fokus pada Harry saja. Namun, keinginan memiliki Goosebumps klasik ini tidak luntur. Dua dekade kemudian, saya mulai lagi mengumpulkan edisi bekas layak baca dan mulai kembali menjelajahi kisah kisah singkat menyenangkan di dalamnya.

Jaman ini bukanlah jaman yang terlalu sulit untuk mencari buku. Goosebumps bekas layak baca sampul klasik bisa ditemukan di beraneka toko buku daring dengan harga 15-25 ribu per eksemplar. Masalahnya, saya harus mencari satu-satu judul apa saja yang saya punya. Saya masih mencari kurang lebih 20 judul lagi. Agak sesuatu memang. Namun, nostalgianya memang tak tergantikan.

Say cheese and die!

Lalu apakah kisah-kisah di dalamnya masih worth it?

Masih, tentu saja. Saya cukup terhibur dengan kisah pendek sekali duduk yang kadang horor, kadang plot twist, suka kocak, dan seringnya open ending. Kekuatan penuturan RL Stine yang ringan membuat saya betah dan tetap berniat membaca, menyimpan, dan mengoleksi edisi klasik ini bila ada kesempatan dan rejeki lagi. Saya cukup bahagia bisa diberikan remah kesempatan melengkapi kepingan nostalgia yang membentuk saya sebagai penikmat buku.

Di masa nggak jelas ini, kayaknya sepotong kebahagiaan kecil pun layak diperjuangkan. Termasuk mengejar nostalgia dari buku-buku yang menyenangkan. Dari pada ribut, membaca adalah pilihan sanctuary saya yang tak lekang. Dan plis jangan ada lagi menjulid hobi membaca orang, mind your own business.


Stay safe, keep yourself alive!


PS: Goosebumps sudah bisa dibaca untuk anak-anak usia 9-10 tahun ke atas sih. Nggak ada salahnya kalau mau mencoba. ^^


“...WELCOME. YOU ARE MOST WANTED.
Come in. I'm R.L. Stine. Welcome to the Goosebumps office.
Glad you made it through the barbed wire fence. Don't worry. Those cuts will stop bleeding in an hour or two..."
- RL Stine -


2 comments:

  1. Ku suka kalimat di paragraf terakhir. Kebahagiaan kecil terasa saat momen paling membosankan dalam hidup :D

    ReplyDelete

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...