“...In the street, at a cafĂ©, on the bus, a person’s face can tell a story,
like a crystal ball that reveals the past. Happy or long-lost loves,
births, hopes and victories, successes interwoven with twists of fate...”
- Anne Berest -
Apa jadinya kalau om Stephen King nulis romansa?
Epik. Brutal. Gak ada happy ending.
Baiklah, melanjutkan perjalanan saya terseok-seok ke Menara dalam menemukan entah apa, kali ini saya sudah setengah jalan. THE DARK TOWER IV: WIZARD AND GLASS menjadi buku selanjutnya dalam semesta menara gelap yang akan saya curhatkan di sini. Sebelumnya, soal perjalanan ini saya sudah ributkan di sini dan di sana.
Roland Deschain dan ka-tet nya, Eddie Dean, Susannah Dean, Jack Chambers, serta Oy akhirnya meneruskan perjalanan semakin mendekati Dark Tower dalam kereta maut, Blain the Mono. Keributan di novel ketiganya, THE WASTE LANDS dituntaskan diparuh pertama buku ini. Dengan kegokilannya, Eddie Dean berhasil mempecundangi si kereta. Maka mendaratlah mereka di Topeka, Kansas dengan selamat meskipun energi terkuras habis.