September 24, 2016

Hamparan Padang Pasir Magis Nan Romantis (eaaaa)

"...kekuatan dibalik kata-kata, terletak pada orang yang mengucapkannya.."

Salam hormat untukmu, Sayyidi...


Ngek, kesambet apa si Oni..hahahaha.. maafkan ya. Ini semua terjadi karena tulisan ini dibuat segera setelah menuntaskan buku romansa-magis yang katanya merupakan versi retelling dari 1001 Malam - Arabian Nights yang terkenal itu. Saya terjerat, sungguh terjerat. Kekuatan kata-kata dalam seri ini sangat memikat. Entah karna terjemahannya yang oke atau memang bahasa aslinya memang sudah menawan (sepertinya memang keduanya). Saya puas, terharu, dan bahagia bisa membacanya.
Seri apa sih ? Heboh bener (kapan si Oni ga heboh kalau baca buku ?). 


THE WRATH AND THE DAWN, merupakan debut Renee Ahdieh, penulis wanita yang berhasil menceritakan kembali romansa ala 1001 Malam dengan manis-pahit-menyayat yang gak tau bisa bikin saya begitu terpikat. Nongol April 2016 lalu buku pertamanya, kemudian dilanjutkan dengan THE ROSE AND THE DAGGER, buku keduanya di September 2016 ini. Syukurlah, syukurlah hanya dwilogi (kebayang aja mabok bener nungguin sekuel yang panjang-panjang, sementara antrian wishlist gak pernah ada kurangnya).

Ini cover edisi Indonesianya, cakep banget, makasih Penerbit Pop
Ceritanya tentang apa sih ?
Nah, bagi yang tau 1001 Malam kan bercerita tentang Raja yang membunuh setiap perempuan yang dinikahinya, hidup satu malam, tewas di saat fajar. Kemudian, seorang gadis muncul, secara sukarela menyerahkan diri untuk dinikahi Sang Raja - monster kejam itu, demi alasan dendam pribadinya. Berniat menghabisi Raja --yang masih muda, ganteng, bikin histeris (saya aja sih) - Khalid Ibnu Al-Rashid seorang Khalif Khorasan, si gadis - Shahrzad al-Khayzuran (Shazi) justru malah melting banget dibikin oleh si Raja ini. Dan ternyata, malam demi malam, kebenaran pun berhasil dikuak oleh Shazi. Alasan sesungguhnya kenapa Khalid begitu kejam, kutukan tak terperi dari masa lalunya yang membuat seluruh Kerajaan dan rakyat berada dalam bencana. Sihir berperan penting.


Shazi terbagi, dendam kematian orang yang dikasihi, cinta lamanya kepada Tariq Al-Ziyad (temen masa kecil), ayahnya, Irsa adiknya, dan segala konflik politik, kekuasaan, dan kepentingan mengantar Shazi pada jurang sempit yang sulit untuk dipilih. Ketika dia terpaksa meninggalkan Khalid, Shazi berdiri dengan sok kuat untuk memenuhi impiannya yang nyaris mustahil, kedamaian tanpa kutukan serta kembali bersama dengan satu-satunya Raja yang diinginkannya.


Saya nggak akan membahas jalan ceritanya, takut ditimpuk karna potensi spoiler. Tapi dengan segala kesubjektivitasan saya, harus diakui, cara bertutur di seri ini apik sekali. Bahasanya beneran mengaduk perasaan, berkali-kali saya memuji. Belum lagi karakter cowok-cowok Arab menggiurkan baik dengan kata-kata maupun ketampanan dan kekuatan yang digambarkan begitu menjanjikan. Kalau saya jadi eskrim, udah mencair ga ada sisa. Abis sudah. (Lebai parah..).


Saya jarang suka romansa, klise lah, apalah. Tapi ini, ya ampun. Pas gimana gitu. Memikat sejadi-jadinya. Saya ga tau mukanya Khalid, mukanya Jalal (sepupu Khalid), mukanya Rahim (sahabat Tariq), tapi penggambaran di buku ini bikin meleleh. Heuuu, beneran bacaan yang menyegarkan. Bikin terngiang-ngiang. Elemen sihirnya juga berasa kuno dan misterius. Kehadiran permadani/karpet terbang membuat saya otomatis menyenandungkan A Whole New World-nya Aladdin dengan perasaan senang. Bahagia ? Jelas.


Selain dua novel utamanya, ada cerpen pendukung yang terbit secara digital. Lewat kebaikan hati Ambu, salah satu emak-emak favorit saya di grup sableng tersayang, saya akhirnya bisa membaca tulisan asli Renee Ahdieh dalam : THE MOTH&THE FLAME, THE CROWN&THE ARROW, dan THE MIRROR&THE MAZE.

Ini cover cantiknya
Terima kasih kepada penerbit Pop yang sudah berhasil menerjemahkan dan memunculkan seri ini di Indonesia (saya nggak promo, cuma bersyukur aja). Jenis yang beginian ini bikin hati segar. Lelah kerja keras (demi beli buku juga sih), terobati dengan tulisan serta kata-kata indah di buku cantik yang bikin baper sekaligus senyum senang.


Yuk dibaca, bukunya masih baru. Membahagiakan (meskipun ada bagian yang bikin airmata menetes..parah si Oni mah).
Sekian....*kabur naik karpet terbang....

2 comments:

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...