February 9, 2017

Apa yang Dicari Sang Pangeran Muda ?

"..orang-orang dewasa memang amat sangat ganjil.."
- Le Petit Prince -

Bulan lalu tiba-tiba saja ada info mengenai akan diterjemahkannya buku berjudul The Return of The Young Prince. Melihat sampul depannya, saya langsung teringat novel Le Petit Prince ( Pangeran Cilik ) yang mendunia itu -- kebetulan baru saya baca tahun lalu. Apakah buku ini lanjutannya ?

Ternyata boleh dibilang, KEMBALINYA SANG PANGERAN MUDA (judul edisi terjemahannya) adalah semacam bentuk fanfiksi yang ditulis oleh A.G. Roemmers tahun 2011 lalu. Sementara Le Petit Prince adalah buah karya dari Antoine de Saint-Exupery tahun 1943 silam. Berarti jelas ini bukan buah karya sang pengarang asli. Namun apakah ceritanya berkesan ? Bagaimanakah sang pangeran muda kembali dalam bentuk menuju dewasanya ?

Kembalinya Sang Pangeran Muda, terjemahan oleh GPU
Seorang pengendara mengemudi sendirian menyusuri jalanan luas Patagonia, dan takdir mempertemukannya dengan sosok remaja lelaki yang tertidur pulas dengan damai di pinggir jalan. Si pengendara merasa tidak tega melihat remaja dengan tampilan seperti pangeran ini, lantas membawanya berkendara bersama di sepanjang jalan menuju tujuan yang entah kemana.

Menyuguhkan dialog-dialog penuh nasihat dan segala rasa ingin tahu dari sang pangeran, tentang kehidupan, menjadi dewasa, pilihan, dan apa yang dihadapi ketika masalah telah tidak sesederhana di masa kecil dulu. Memang bahasanya tidak semetaforis buku penginspirasinya, tetapi tetap saja saya tertegun bahkan berkaca-kaca ketika membaca ceritanya. Seolah-olah kitalah si pengendara yang ditemani sang pangeran dengan segala kepolosannya melihat kehidupan di planet asing nan katanya kejam ini.

Apakah jalanan selalu sekejam itu ? Siapakah yang menciptakannya ? Manusia.
Membaca buku ini sedikit banyak mengingatkan tentang apa yang telah hilang dan apa yang terpendam dalam pikiran. Menjadi dewasa itu pilihan, tetapi akankah itu membuat manusia menjadi semakin getir dan berprasangka buruk satu sama lain ? Setidaknya ini adalah salah satu poin yang saya tangkap dalam buku ini. Sungguh, saya terusik.

Namun ada baiknya membaca Le Petit Prince terlebih dahulu sebelum membaca buku ini. Setidaknya ada nostalgia, istilah, dan rasa yang diingatkan kembali mengenai kehidupan sang pangeran muda di masa kecilnya ketika terdampar di Bumi, jauh dari planet kecilnya dan bunga kesayangan. Jangan alergi dengan metafora, nikmati saja. Mungkin secara mengejutkan anda akan terpana dengan cara yang tidak biasa. 
Kau harus bersyukur kepada Yang Maha Kuasa karena diberi kesulitan-kesulitan.

Pangeran Cilik, terjemahan oleh GPU
Mungkin beberapa kalimat dalam KEMBALINYA SANG PANGERAN MUDA ini cenderung cheesy dan menggurui. Akan tetapi, berbaik sangkalah. Memang kenyataan tidak semudah omongan. Namun setidaknya, apa yang diungkapkan dalam buku ini kembali mengingatkan kita, jadi orang dewasa macam apa kita kini. Sudahkah ? Masihkah kita menyimpan yang terbaik dari kehidupan masa kecil kita ? Mimpi-mimpi, kebaikan tulus, keterbukaan, dan model kebahagiaan sederhana, bukan hanya sekedar kepemilikan yang sifatnya fana.

Pada akhirnya, saya cukup berterima kasih kepada penulis yang berani 'melanjutkan' dengan versinya sendiri petualangan sang pangeran. Meskipun memang tidak untuk dibandingkan, tetapi tetap saja memberi kesan yang indah, hangat, dan mengharukan. Tumben saya serius. Tapi cobalah membaca buku tipis ini. Siapa tau anda akan berpendapat sama.





"..memiliki tidak membuat mereka bahagia - karena itu menghentikan mereka dari merasa 'ada'...mengira kebahagiaan bergantung pada menumpuk kepemilikan sebanyak mungkin adalah tipuan diri yang menenangkan...pencarian ditujukan untuk mencari di luar kita, sehingga menghindarkan kita untuk mencari ke dalam diri sendiri.."
- hal 79 -

No comments:

Post a Comment

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...