“...In 1736 I lost one of my sons, a fine boy of four years old, by the
small-pox, taken in the common way. I long regretted bitterly, and still
regret that I had not given it to him by inoculation. This I mention
for the sake of parents who omit that operation, on the supposition that
they should never forgive themselves if a child died under it; my
example showing that the regret may be the same either way, and that,
therefore, the safer should be chosen...”
- Benjamin Franklin -
Era revolusi industri 4.0 sedang berlangsung, bahkan beberapa negara maju akan mempersiapkan diri memasuki revolusi industri 5.0. Sekian banyak kemajuan yang berhasil dicapai oleh umat manusia berhasil mempertahankan organisme parasit cerdas ini ke kondisi kehidupan yang lebih baik dan lebih mudah dari hari ke hari. Akan tetapi, seperti biasa, kemajuan akan tetap memperoleh tantangan. Meskipun kemajuan tersebut telah terbukti mampu menyelamatkan jutaan nyawa dan menambah usia harapan hidup.
Edward Jenner (1796), seorang dokter berkebangsaan Inggris pertama kali melakukan vaksinasi cacar yang berhasil menyelamatkan nyawa banyak orang. Wabah hitam yang menyerang benua Eropa dan membabat habis lebih dari sepertiga populasinya disebabkan oleh cacar ini (smallpox). Perjuangan dr Jenner dilanjutkan oleh Louis Pasteur, yang berhasil menyempurnakan vaksin cacar sehingga pada akhirnya di tahun 1979, cacar bisa dieradikasi. Sejarah mencatat sekitar 200-300 juta orang tewas hingga abad 20 akibat serangan cacar sebelum ditemukannya imunisasi.