January 19, 2016

Anemon Laut

Kalau dipikir-pikir, si anemon mungkin jauh lebih tangguh dari saya.
Di sela-sela jam kerja yang sepi, hujan deras, baterai henpon habis, tapi untung ada laptop dan wi-fi gratis, akhirnya saya menulisi blog sepi berdebu ini. Dengan mencomot gambar seenaknya dari google, dari kemarin-kemarin kepikiran membandingkan diri dengan sesosok anemon laut.
ini anemon laut berwarna merah jambu

Jadi mengapa memikirkan si anemon ?
Gak ada sih, sebenarnya hanya ingin mencoba menelusuri ketangguhan hewan (atau tumbuhan ya..?) ini. Letaknya selalu di dasar perairan terbawah, berwarna-warni, kelihatan lunak, tapi sebegitu pentingnya untuk ekosistem kelautan dan perikanan. Meskipun tampilannya cakep, tapi si anemon ini serem, karena jadi predator juga. Memakan hewan-hewan yang terjebak di antara tentakelnya.
Katanya sih, alam adalah guru terbaik, mungkin memang demikian. Si anemon ini salah satunya. Dengan sok mengaitkan pada kondisi diri sendiri, saya berpikir kalau si anemon ini jauh lebih kece dibandingkan saya. Anemon yang unyu mampu bertahan, sendirian mungkin, di dasar, kokoh dan sabar. Sedangkan saya, sejak awal tahun yang baru ini masih saja suka ngomel-ngomel ga jelas dan kurang bersyukur. Mengakibatkan diri sendiri dan banyak kalangan terkena imbasnya.
Ah, maybe i choose not to grow up well as adult, a child at heart.
Sekian soal si anemon.
Terimakasih hujan, trimakasih bos yang punya wi-fi, dan terima kasih kamu kamu sekalian.

"..i have to keep walking, to keep me from falling down.."
(The Script - Man On A Wire)

No comments:

Post a Comment

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...