December 20, 2019

It Starts and Ends in Tattooine

"..Fear is the path to the dark side. Fear leads to anger. Anger leads to hate. Hate leads to suffering..."

- Master Yoda -

 

Palpatine masi idup aja

Setelah menunggu dua tahun dari rilis THE LAST JEDI (2017), drama keluarga antar galaksi berlanjut dengan kehadiran final saga STAR WARS: THE RISE OF SKYWALKER (2019). Saya yang masih di level Padawan sejak beberapa tahun ini sudah menantikan bagaimana keributan kosmik ini akan berakhir. Kita sudah ditinggalkan oleh Master Luke, Ressistance dipimpin Jenderal Leia masih dalam pelarian dengan sumber daya seadanya. Kylo Ren menjajah sana sini penuh amarah, sambil tetap aja kepoin si Rey pakai telepati, khas sekali kelakuan budak cinta. 

 

Jadi bagaimana film ini berakhir? (minor spoiler sana-sini, kalau ga sudi silakan di skip)

 

Campur aduk sih ya. Perasaan terkuat saya saat menonton ini didominasi oleh rasa nostalgia. Saya adalah penggemar STAR WARS edisi lawas (A NEW HOPE, THE EMPIRE STRIKES BACK, RETURN OF THE JEDI), meskipun tetap nonton prekuel dan segala spin off (ROGUE ONE terbaik). Begitu karakter-karakter lawas muncul, saya histeris internal dan mau tidak mau nangis (mental memang sedang amburadul amburegul juga sih). Momen kemunculan om Lando Calrissian aja duh seneng. Apalagi ketika om Harrison Ford hadir dalam wujud Han Solo tua bijak, ambyar saya tuh.

 

Konflik Sith versus Jedi ini akhirnya berakhir dengan pengungkapan siapa sebenarnya Rey. Kita diajak menelusuri Exogol, planet berkumpulnya para Sith dan ketemu si lejen Palpatine. Nah, masi ada ni makhluk ternyata. Meskipun ga punya horcrux, si Palpatine bertahan dengan daya upaya rombongannya dengan kekuatan persuasif yang masih mumpuni dan sama liciknya.

 

Sementara itu kapten Poe Dameron, Finn, Chewie, 3PO, R2D2, dan BB8 menemani Rey dalam misi akhir ini. Kylo Ren tetep aja ngikutin kemana-mana. Setia sangat. Berkali-kali Rey berhadapan dengan si Kylo, ga beres-beres sampai ending nya begitu bikin harapan fans terpenuhi meskipun abis itu bablas segera dihantam kenyataan. Untungnya saya pribadi bukan fans berat pasangan ini, jadi ya ikhlas aja. Saya lebih mengkhawatirkan nasib Chewie dan 3PO.

 

Om Lando, Chewie, dan Kapten Poe

 

THE RISE OF SKYWALKER mengusung subplot yang banyak. Akan sulit bagi yang belum nonton 8 pilem sebelumnya untuk tetiba iseng ikutan menonton. Kemunculan tokoh-tokoh, fakta baru dikaitkan dengan fakta lama, keribetan urusan pemberontakan melawan Empire, semua dihadirkan dalam pilem yang katanya pamungkas ini. Yah, anggaplah packaging kisah empat dekade lebih diberikan konklusi dalam satu final saga. Ada beberapa yang kedodoran, bahkan mungkin aksinya kalah epik dibanding di THE LAST JEDI (suka banget adegan Kylo-Rey vs Snoke dkk dan adegan Master Luke di tanah garam merah itu), tetapi feelsnya kuat sekali di pilem ini. Upaya fans' services yang disodorkan JJ Abrams sang sutradara cukup menghangatkan perasaan pemirsa. Saya juga stres karena beberapa adegan yang bikin saya nahan napas ga ikhlas.

 

Terlepas dari berbagai kekurangannya yang udah diungkapkan kritikus perfilman, THE RISE OF SKYWALKER tetap membuat terpesona dengan kemegahan luar angkasa yang tidak terbayangkan ini. Sebenarnya hal yang membuat saya paling sulit melepaskan seri ini adalah saya masih ingin ada pilem STAR WARS yang lain, ga terkait keluarga Skywalker ga masalah. Semesta STAR WARS ini masih sangat luas dan bisa dijelajahi dengan kisah-kisah lain.

 

Tattooine

 

Momen paling menyentak bagi saya adalah realisasi bahwa kisah ini diawali di Tattoine pada STARWARS EPISODE IV: A NEW HOPE (1977) tentang penemuan pertama Luke Skywalker, dan diakhiri juga di Tattooine pada bagian ending EPISODE IX ini. Perang panjang puluhan tahun di keluarga besar Skywalker, Sith, Empire, plus segala makhluk yang terlibat akhirnya diselesaikan. Mungkin belum sepenuhnya memuaskan, tapi jelas cukup melegakan.

 

Kesan lain adalah saya merasa Poe-Finn-Rey itu kayak Harry-Ron-Hermione gitu dengan pertukaran posisi dalam tim. Agak maksa sih saya tu, tapi ya akhirnya kita punya trio lagi di Star Wars paska Luke-Leia-Han. Sekarang om Lando dan Chewie jadi agak sedih gitu liatnya, karena merekalah yang tinggal dari rombongan klasik awal melawan Empire dan Sith, plus 3PO dan R2D2.

 

Aku suka rombongan ini


Overall, I love the movie. And Kylo Ren got his remedy.

Pengalaman menonton adalah hal personal, makanya mungkin THE RISE OF SKYWALKER akan memberikan kesan berbeda bagi beberapa kalangan. Tapi ya sudahlah ya, saya sudah cukup senang. Setidaknya saya bisa lihat Master Luke, Han, dan General Leia lagi meskipun kayaknya kemunculan mereka adalah untuk yang terakhir kali dalam keseluruhan saga ini. Yang jelas, penggemar Star Wars tentunya wajib menonton.

 

Ciyee berantem melulu, kejar-kejaran, jadian nggak

 

Lalu kapan saya naik pangkat jadi Jedi? Ga bosen masih jadi Padawan aja? Ya ga apa, masi muda dan berbahaya (lah).

PS: 1) penyandang epilepsi yang tidak stabil dianjurkan untuk tidak menonton pilem ini karena penggunaan cahaya yang kedip-kedip ditengarai dapat memprovokasi serangan akut 2) ada adegan LGBTQ sekian detik yang mungkin akan menuai keributan -- abaikan saja, tidak penting, harusnya sih ga usah ada ya 3)tidak perlu mengajak anak di bawah umur nonton ini, saya rasa ini masuk 13+, lagian kalau ribut nanti gangguin yang beneran pengen nonton, jangan nyiksa anak sendiri dan nyiksa orang lain, belajarlah mengurangi keegoisan.

Sekian.

 

May the force be with you, always.

 

 


 


No comments:

Post a Comment

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...