July 10, 2019

Beban si Perahu Kecil

“...consciousness is a perfectly normal property of matter, like mass or anbaric charge; that there is a field of consciousness which pervades the entire universe, and which makes itself apparent most fully – we believe – in human beings...”
- Philip Pullman -

picture from: Barnes & Noble

Sekitar kurang lebih satu dekade lalu, saya menuntaskan sebuah seri yang multilapis dengan penuh perenungan. Benak saya yang awam merasa terkaget-kaget dengan kisah pelik dalam seri tersebut. Seri berjudul HIS DARK MATERIALS yang terdiri dari tiga buku: THE GOLDEN COMPASS (KOMPAS EMAS), THE SUBTLE KNIFE (PISAU GAIB), dan THE AMBER SPYGLASS (TEROPONG CAHAYA) -- berhasil membuat saya terperangah dengan kedalaman aspek filosofis-fiksi ilmiah-teologis yang berhasil dituangkan oleh Philip Pullman dengan amat brilian dalam sudut pandang seorang anak perempuan bernama Lyra Belacqua. HIS DARK MATERIALS menjadi novel fantasi highly recommended yang akan dengan senang hati saya gembar-gemborkan pada khalayak penikmat novel fantasi - atau pun yang butuh bacaan tidak biasa.

Kemudian di penghujung tahun 2017, setelah hampir 22 tahun berselang dari penerbitan kisah ini di negara asalnya, THE BOOK OF DUST: LA BELLE SAUVAGE muncul. Buku pertama dari trilogi yang direncanakan ini hadir menyodorkan excitement bagi para pembaca setia HIS DARK MATERIALS. Seperti apakah kisahnya kali ini? Apakah kita akan bersua lagi dengan tokoh-tokoh yang kita kenal baik?

LA BELLE SAUVAGE adalah buku pertama dari trilogi THE BOOK OF DUST yang menjadi prekuel kisah dalam HIS DARK MATERIALS. Tokoh utama kita adalah anak lelaki pekerja keras bernama Malcolm Polstead yang hidup tenang sebagai putra pemilik penginapan di sebuah daerah terpencil di Inggris. Catatan khusus, Inggris di kisah ini bukanlah Inggris di dunia kita. Yap, seperti halnya latar kejadian HIS DARK MATERIALS, kita berada di Inggris yang lain. Semesta paralel lain. Kita akan bersua dengan beraneka sosok daemon dan pemiliknya, serta benturan antara sihir, ilmu pengetahuan, mitos, agama dan kepercayaan.

LA BELLE SAUVAGE adalah perahu/kano kecil nyaman milik Malcolm yang menjadi sahabat setianya. Kehidupan sederhana dan nyaman Malcolm terusik dengan hadirnya seorang bayi perempuan di biara tetangga. Bayi bernama Lyra. Bayi yang diramalkan akan mengubah dunia.

Edisi terjemahan oleh Gramedia Pustaka Utama

Kisah setebal 540an halaman dalam edisi bahasa Indonesia ini mengusung keberanian Malcolm dan perahu kecilnya untuk mati-matian melindungi Lyra. Benturan antara agama dan ilmu pengetahuan telah memicu terjadinya perang rahasia yang menyebabkan pertumpahan darah dan adu urat saraf tiada akhir antara penguasa-cendekiawan-pemuka agama. Lyra yang masih bayi dipercaya akan menjadi kunci misteri materi ilahiah yang memiliki kesadaran. Dust atau Debu (dengan D besar) merupakan partikel tabu yang diributkan cendekiawan dan ditentang habis-habisan oleh gereja.

Pullman membawa perseteruan klasik agama versus ilmu pengetahuan ke dalam ranah fantasi yang tidak sulit cerna. Narasi yang apik (terjemahannya oke berarti), membawa pembaca ke pertanyaan-pertanyaan tentang materi. Materi dasar penyusun kesadaran. Adakah?

LA BELLE SAUVAGE menjadi perahu kecil dengan beban berat. Takdir si perahu dan Malcolm sebagai pemiliknya harus berhadapan dengan kenyataan yang tidak sederhana, lebih luas, berat, dan rasanya tak sanggup ditanggung. Namun, apa sebenarnya yang dicari?

Bagi pembaca HIS DARK MATERIALS tentunya akan dibawa kembali kepada rasa kisah yang sama. Pullman tidak kehilangan sentuhan emasnya. Namun bagi saya yang sudah terlalu lama tidak bersinggungan dengan HIS DARK MATERIALS, saya butuh mengecek ulang beberapa halaman dalam trilogi tersebut (untungnya punya), dan bertanya sedikit pada mbah G untuk menggali memori. Dan saya tidak dikecewakan. LA BELLE SAUVAGE mengusung awal kisah keberadaan Lyra dan hubungan kedua orang tuanya yang misterius, Lord Asriel dan Mrs Coulter.

Lantas apakah yang belum membaca HIS DARK MATERIALS dapat mengikuti kisah ini?

Tentu. Anda dapat membaca LA BELLE SAUVAGE kemudian melanjutkan langsung kepada trilogi HIS DARK MATERIALS (sudah dicetak ulang dengan sampul yang keren). Kisah ini tidak biasa. Teologi, filsafat, bahkan fisika kuantum, dirajut berdampingan dengan apik dalam petualangan manusia yang belum menjadi orang dewasa. LA BELLE SAUVAGE dapat menjadi gerbang pembuka sebelum membaca trilogi HIS DARK MATERIALS. Selanjutnya, buku kedua dalam trilogi THE BOOK OF DUST ditengarai akan berada pada rentang waktu yang sama dengan HIS DARK MATERIALS, sedangkan buku ketiga akan mengambil masa setelahnya. Sungguh pengaturan linimasa yang aduhai.

Apresiasi kepada penerbit, penerjemah, editor, dan pendesain sampul yang telah menghadirkan kisah memorable ini. LA BELLE SAUVAGE (dan trilogi HIS DARK MATERIALS tentunya) adalah saga epik yang jelas-jelas a must read.





“...The book the reader has now before his eyes - from one end to the other, in its whole and in its details, whatever the omissions, the exceptions, or the faults - is the march from evil to good, from injustice to justice, from the false to the true, from night to day, from appetite to conscience, from rottenness to life, from brutality to duty, from Hell to Heaven, from nothingness to God. Starting point: matter; goal: the soul. Hydra at the beginning, angel at the end...”
- Victor Hugo -

No comments:

Post a Comment

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...