September 28, 2019

Labirin Kelam

"...In our choices lie our fate...”
- Cornelia Funke -

Pan's Labyrinth (2006)



Beberapa tahun lalu saya secara tidak sengaja nemu tontonan dari hardisk teman yang kebetulan saya bajak untuk beberapa hari. Tontonan itu adalah film berbahasa Spanyol dengan judul PAN'S LABYRINTH yang rilis tahun 2006. Film bikinan Guillermo del Toro ini ternyata sukses mendulang banyak penghargaan di berbagai ajang. Sementara saya cukup mimpi buruk paska menontonnya. PAN'S LABYRINTH adalah kisah gelap dibalut fantasi yang saya bingung ini memang dark fairytale atau sekedar delusi dari tokoh utamanya, gadis cilik bernama Ofelia. Dengan ending yang tragis, film ini menjadi salah satu list tontonan jahat yang berkesan.

Lalu tetiba ada kabar bahwa novel adaptasi dari film ini hadir, dituliskan duet oleh del Toro dan Cornelia Funke. Baik, ini Funke. Jadi semacam wajib baca. Belum lagi desain sampulnya yang masya Allah indah sekali, meskipun sederhana. Juli 2019 novel ini beredar edisi internasionalnya, dan beberapa hari lalu, saya secara impulsif berhasil mendapatkannya dengan ketergesaan abege hormonal kegencet deadline yang butuh masuk ke labirin dalam buku. Menghilang sejenak dari dunia nyata dengan sodoran kelelahan mental nyaris tiada habis.

Baguskah?

BAGUS BANGET. Dalam rentetan sekian novel fantasi yang saya baca tahun ini, akhirnya rating penuh 5/5 di akun gudrids saya. Setia dengan filmnya, versi novel ini ditulis dengan indah sekali. Tambahan yang menarik adalah adanya 'cerita dalam cerita' mengenai asal usul si Faun, dongeng-dongeng pengantar setiap bab yang saling berkaitan dan terjalin seperti pintalan laba-laba rajin.

Ofelia berhadapan dengan takdirnya setelah kematian sang ayah tercinta. Ibunda Ofelia menikah lagi dengan seorang kapten kejam bernama Kapten Vidal yang berusaha memadamkan pemberontakan di wilayah pinggiran Spanyol yang sepi dan berhutan. Vidal hanya menikahi ibunda Ofelia demi melanjutkan keturunan semata, bukan karena kasih sayang. 

Sesosok peri mendatangi Ofelia dan mengajaknya bertemu dengan Faun di dalam labirin. Ofelia diyakinkan oleh sang Faun bahwa dirinya adalah Putri Moanna dari Kerajaan Bawah Tanah yang hilang. Ofelia harus menjalani tiga tugas mencekam yang membutuhkan keberanian dan kecerdikan. Saya teringat sekali kengerian tugas-tugas ini, apalagi yang bagian Child Eater. Sungguh membuat mimpi buruk.

Sementara di dunia nyata, Kapten Vidal terus memberangus pemberontakan dengan cara keji. Kepala pelayannya, Mercedes terlibat secara rahasia dalam pemberontakan ini. Mercedes yang keras dan tegas tersentuh oleh kehadiran Ofelia yang kesepian dan terasing. Namun, magic doesn't seem exist.

Edisi internasional terbitan Bloomsbury

Bahasa inggrisnya indah dan tidak sulit dipahami. Ditulis dengan apik tanpa banyak deskripsi, kita dibawa tenggelam dalam kegelapan kisah ini. Tambahan yang berbeda dari film adalah nuansa dark fairy tale yang lebih lengkap. Namun hal ini tetap tidak menyudutkan penalaran saya bahwa semua fantasi ini adalah bentuk delusi dari si Ofelia yang 'melarikan diri' dari dunia nyata dan trauma. Feminisme juga cukup terasa dalam bentuk opresi dan kekuatan Mercedes yang diremehkan namun mematikan.

Apapun itu, PAN'S LABYRINTH terbukti berhasil. Novel ini menjerat dan sulit ditutup. Tidak dapat dilupakan dan mampu membuat saya meneteskan airmata berkali-kali. Jelas ini dongeng bagi pembaca dewasa. Kontennya yang gelap dan keji mampu mengaduk perasaan, meskipun bahasanya menawan mengesankan.

Trauma perang dan kehilangan dalam sudut pandang gadis kecil disodorkan dalam bentuk fiksi-fantasi yang mengingatkan saya akan kisah THE CHILD THIEF-nya Gerald Brom. Ilustrasi apik juga disertakan dalam buku ini, membuat kesan magisnya semakin terasa. Sungguh bacaan yang indah. Kelam, namun tetap menjerat.



“...What makes a man a man? A friend of mine once wondered. Is it his origins? The way he comes to life? I don't think so. It's the choices he makes. Not how he starts things, but how he decides to end them...”
- Guillermo del Toro -

No comments:

Post a Comment

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...