September 9, 2015

Ceritanya Lustrum


 Selamat ulang tahun ke-60 alias Lustrum ke-XII Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, kampus almamater saya tercinta..

Saya dan spanduk Live Music Lustrum (ih kok endut ya)
 Kebetulan, saya masih keliaran wara-wiri di kampus ini. Sok muda, ngerasa masih mahasiswi, gagal move on, anggaplah demikian. Kampus ramai..kuliah diliburkan, banyak atraksi yang terjadi di pelataran kampus (dulu rindang banget, sekarang udah gersang, pasca direformasi), dan saya ? Anggaplah saya sebagai penyambut tamu.
 Setelah memutuskan untuk kembali ke kota ini, saya punya kegunaan tambahan untuk sejawat-sejawat saya yang berkeliaran di luar kota, di luar pulau juga. Fixed bangetlah. Menemani rombongan tuan dan nyonya ini untuk ke destinasi yang mereka inginkan. Untungnya dikasih makan. Hehe.
 Diawali dengan kedatangan sahabat saya dari negeri lumpur, dia nongol dengan tampilan modisnya. Dengan gede rasa saya menganggap si Rezia ini kangen saya, makanya bela-belain ngeluarin duit buat beli tiket mahal-mahal buat kesini (iya gitu), padahal ya nggaklah, ada urusan masa depan yang dia urus kesini. Setelah hampir dua tahun ga ketemu, akhirnya kami bisa bertukar cerita seru, ditambah kedatangan Alex, sahabat saya juga, seorang Penyembuh Magang Spesialistik yang jadwal kerjanya mengerikan. Walhasil kami ngalor-ngidul bertiga, makan dan memakan, dan bercerita banyak soal hidup.
Itu Alex, saya yang kejepit, sama Rezia yang cakep bohai
 Setelah ada Rezia di akhir Agustus ceria (maksa deh), selanjutnya awal September langsung disambut dengan hingar-bingar lustrum dan kedatangan Reni, sahabat saya yang lain, bukan kangen saya, ada urusan juga, masa depan juga. Reni bagai artis ibukota, cetar membahana. Selain bertukar gosip, dia juga nambahin jobdesk disini. Saya memang sudah biasa dibegitukan sedari dulu.

ini Reni, kami lagi promo buku
 Sebenarnya tulisan ini dibuat untuk bernarsis-ria aja. Gak ada kepentingan lain di dalamnya..hehe. Tapi yah, setelah kedatangan Reni, saya lanjut menyambut Randa dan Tia, pasangan suami istri penganten baru. Mereka banyak urusan di kota ini, dan saya sebagai anak gehol kekinian, didaulat juga menemani mereka kesana kemari.
Randa, Tia, saya, dan junior saya yang unyu (masih unyu saya, jelas)

 Setelah kedatangan mereka, saya lanjut menyambut Cakra, sahabat saya yang lain. Mau ngurusin masa depan juga katanya..(ga ada fotonya, Cakra pemalu dan malu-maluin) Maka jadilah, hari-hari Lustrum diisi dengan menyambut tamu-tamu agung ini. Sebenarnya ini bukan curhatan lustrum, dibikin begitu biar daya tarik membacanya semakin cetar. Itu aja sih.
 Pertanyaannya : Masa depan ?
 Nah, sahabat-sahabat saya ini sedang mengurus urusan jenjang pendidikan selanjutnya, sedangkan saya, masih jadi saksi cerewet tahap perjuangan mereka ini. Lantas, kapan giliran saya ?
 Saya nggak tau, terus terang saja, saya sedang di zona nyaman sendirian. Malas mencambuk semangat untuk mengejar peningkatan pendidikan, karir, atau apalah. Saya lagi doyan menulis (bohong), doyan gegulingan di kamar ngeliatin laptop, ah entahlah.
 Yang jelas.. selamat Lustrum kampus saya tercinta. Semoga suatu saat saya yang bukan apa-apa ini, bisa jadi bagian lagi dari institusi ini. Atau, ada cerita lain ? Mungkin ?

NB : Goodluck Rezia, Cakra, Reni..smoga yang diusahakan tercapai..^^


No comments:

Post a Comment

The Long Conversation With You

  “The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it..." - Lois Lowry Hi Mas, it's been a while...