"... Merlin's beard...!!!"
Kadang kita bisa menemukan harta tersembunyi dari semacam pertaruhan tak terduga. Sederhananya, saat kalah dalam perebutan boxset buku langka, saya memilih tiga buku yang sepertinya terlupa. TRILOGI MERLIN KECIL karya Jane Yolen, yang ternyata aslinya diterbitkan tahun 1996-1997, edisi indonesianya oleh Penerbit Serambi tahun 2007. Tipikal buku tipis kecil dengan isi kertas HVS tebal yang membahagiakan saat dipegang.
Lantas apa yang didapat ?
Dalam beraneka kisah, Merlin adalah tokoh penyihir legendaris yang dianggap sangat kuat namun misterius. Sebagai alumni Slytherin, Merlin dianggap telah diajari langsung oleh Salazar Slytherin, satu dari empat pendiri Hogwarts. Merlin juga dianggap sangat berperan dalam kesuksesan Raja Arthur, yang dalam legenda kita ketahui berhasil menarik pedang Excalibur dari sebuah batu, selanjutnya memimpin Kerajaan Inggris dengan begitu berpengaruh bersama rombongan Kesatria Meja Bundarnya.
Kisah Merlin kecil yang disusun oleh Jane Yolen ini adalah semacam bentuk penuturan berbeda dari si penulis mengenai misteri asal usul Merlin. Diyakini bahwa Merlin mampu berubah wujud menjadi binatang, berbicara dengan alam, mempengaruhi orang lain, dan kekuatan tafsir mimpi yang menjanjikan. Mimpi inilah yang dijadikan objek sihir utama Jane Yolen dalam kisah Merlin kecil.
Pada abad ke-15 (mungkin), banyak keluarga yang menelantarkan anaknya. Bila keluarga itu mampu, mereka akan menitipkan sang anak di biara. Namun bila keluarga itu tak punya cukup daya dan upaya untuk menjalani kehidupan, mereka akan membuang begitu saja si anak yang tak beruntung itu ke hutan. Membiarkan bocah kecil tak berdosa untuk mati sendirian di alam liar atau justru direngkuh kembali oleh kebaikan hutan itu sendiri. Hal inilah yang terjadi pada Merlin. Saat umur 8 tahun, bocah kecil ini dibuang di dalam hutan. Sungguh menyedihkan.
Yang terjadi berikutnya adalah, alam menyelamatkan Merlin. Hidup liar nyaris setahun hingga lupa nama dan identitas manusianya, Merlin kecil tetap menanti. Mimpi-mimpi mulai hadir, semacam pertanda. Lalu kebaikan hadir dalam bentuk seorang pria penjinak elang, Tuan Robin (Robin Hood, perhaps ?). Merlin mengikuti tuan Robin, menjadi jinak kembali, dan mulai jadi manusia lagi.
Namun beraneka mimpi tetap hadir. Mimpi terburuk muncul menyatakan petaka yang mengakhiri kebersamaan ala ayah-anak antara Merlin dan tuan Robin. Dengan penuh sedih dan air mata, Merlin yang sudah berusia duabelas tahun merasa bersalah karena tidak menafsirkan mimpinya lebih awal untuk menyelamatkan tuan Robin dan keluarganya, orang-orang yang sudah dianggapnya keluarga juga.
Merlin kecil terus bermimpi. Istana hijau, penyihir, raja beruang dengan mahkota keemasan. Petualangan Merlin berkelindan dengan sejarah. Dimanfaatkan, ditinggalkan, diburu, hingga akhirnya Merlin kembali ke hutan. Dan di hutanlah cikal bakal kemunculan Raja Arthur yang terkenal dimulai. Merlin pun punya kemampuan lain, beralih kesadaran dengan hewan-hewan, bisa jadi anjing, ikan, bahkan semut-semut.
Yang amat menarik dalam kisah singkat ini adalah kejujuran Merlin. Kejujuran adalah satu satunya kemampuan Merlin yang mutlak selain kemampuan sihirnya. Dalam TRILOGI MERLIN KECIL ini, Jane Yolen mengungkapkan sisi indah dan manusiawi dari seorang penyihir terkenal dan terkuat. Bagaimana masa kecil dan kepahitan hidup tidak meracuni ketetapan hati sang Merlin. Dengan membaca kisah ini, kita akan mengerti, seorang anak yang mampu bermimpi, bisa mengubah takdirnya sendiri dengan tetap mempertahankan kualitas terbaiknya.
Well, i found treasures, right !?
TRILOGI MERLIN KECIL ini layak baca dan amat menyentuh dengan cara yang sederhana. Mungkin bukunya sudah langka, tapi suatu keberuntungan bisa memiliki dan membaca kisah ini. Setidaknya saya jadi tahu, bahwa Merlin juga sangat manusiawi. Sama halnya seperti Gandalf dan Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore. Semua penyihir hebat punya masa kecil yang tidak selalu baik, punya ketakutan, punya kesalahan. Namun, mereka tidak pernah berhenti bermimpi.
“The consequences of our actions are always so complicated, so diverse,
that predicting the future is a very difficult business indeed.”
- JK Rowling -
No comments:
Post a Comment