“...Because time is cruel to all, and crueler still to artists. Because visions weakens, and voices wither, and talent fades.... Because happiness is brief, and history is lasting, and in the end... everyone wants to be remembered...”
- Adeline LaRue -

Image courtesy: Julia Lloyd

Kita hidup dalam ingatan orang lain dalam berbagai kisah dan citra. Dalam beberapa hal, kita senang sekali bisa diingat dan menjadi penting. Namun, ada kalanya muncul keinginan absurd untuk memulai segalanya dari awal, di waktu dan tempat baru tanpa ada satu orang pun yang kenal. Menarik? Bisa jadi. Namun, apabila diberi kesempatan untuk tidak terdeteksi dalam jejak ingatan siapapun, bebas kesana kemari bahkan tak memiliki ikatan waktu, apakah itu akan jadi kutukan atau anugerah?
THE INVISIBLE LIFE OF ADDIE LARUE adalah novel standalone terkini buah karya VE Schwab, si mbak rock n roll yang belakangan masuk ke dalam daftar saya. Novel setebal 400an halaman lebih ini mengisahkan petualangan seorang wanita bernama Adeline (Addie) LaRue yang hidup sangat lama (3 abad) dari Villon, Prancis hingga New York, US. Hidup yang tidak diingat sama sekali oleh siapa pun kecuali oleh si pemberi perjanjian. Dewa yang menjawab dalam kegelapan.